Senin 12 Dec 2016 13:27 WIB

540 Pemuda Purbalingga Ikut Pendidikan Kader Bela Negara

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelatihan bela negara. (ilustrasi)
Foto: Pendam IV/Diponegoro
Pelatihan bela negara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Sebanyak 540 pemuda-pemudi dari 18 kecamatan se-Kabupaten Purbalingga, mengikuti pendidikan kader bela negara. Pendidikan berlangsung di Bumi Perkemahan (Buper) Munjuluhur Kecamatan Kutasari, dimulai Ahad (11/12) dan akan berlangsung selama sepekan.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Purbalingga Satya Giri Podo, menyebutkan pendidikan kader bela negara di Purbalingga akan berlangsung dalam dua angkatan. Angkatan I berlangsung mulai Ahad (11/12), dan angkatan II akan berlangsung mulai 22 Desember 2016.

"Tujuan pendidikan ini untuk menanamkan sikap serta perilaku cinta tanah air bagi setiap warga negara Indonesia (WNI) agar rela berkorban bagi bangsa dan negara sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945," katanya.

Dalam kegiatan tersebut, tambahnya, peserta pendidikan mendapatkan pakaian dinas lapangan (PDL), pakaian olah raga, makan, uang saku dan materi serta kelengkapan kesehatan. Materi yang diberikan, antara lain mengenai wawasan kebangsaan, bela negara dalam sistem pertahanan negara, peraturan baris berbaris (PBB), peraturan pengormatan militer (PPM) dan tata upacara militer (TUM) serta ketahanan juga kewaspadaan nasional. Materi lainnya berupa UU pertahanan negara, penyuluhan anti narkoba, empat konsensus berbangsa dan bernegara serta penanggulangan bencana alam.

Bupati Purbalingga Tasdi, dalam kesempatan itu menyatakan pendidikan bela negara merupakan salah kegiatan untuk mendorong kehidupan masyarakat  religius, beriman dan bertaqwa, serta untuk mengembangkan paham kebangsaan guna mewujudkan rasa aman dalam masyarakat yang berdasar pada realitas kebhinekaaan.

Dengan pendidikan tersebut, peserta akan mendapat gambaran bahwa bela negara tidak hanya dilakukan oleh militer, tetapi bisa dilakukan oleh mereka-mereka yang bukan militer. "Terutama untuk menghadapi ancaman non militer, yaitu ancaman tanpa senjata yang mempunyai kemampuan membahyakan atau berimplikasi mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa," kata Bupati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement