Ahad 11 Dec 2016 12:27 WIB

Siswa SD Korban Gempa Pidie Belajar di Pengungsian

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Siswa kelas VI, Fajar (12 tahun) sedang melukis di posko pengungsian di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Ahad (11/12).
Foto: Republika/Muhyiddin
Siswa kelas VI, Fajar (12 tahun) sedang melukis di posko pengungsian di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Ahad (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE ACEH -- Lima hari pascagempa, aktivitas di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh berangsur-angsur mulai hidup kembali. Pedagang di pasar sudah mulai berjualan dan para petani sudah mulai menanam padi di sawah.

Namun, hingga saat ini masih banyak warga yang tinggal di posko pengungsian. Salah satunya di posko yang didirikan di Masjid Rimlang, Desa Rimlang, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id pada Ahad pagi (11/9), di pengungsian tersebut terdapat beberapa bocah SD yang tampak belajar, salah satunya Fajar (12 tahun). Bocah kelas enam SD tersebut tampak sedang melukis dengan ditemani adik perempuannya, Ataniyah (lima).

Saat ditemui kakak beradik tersebut pada awalnya tampak malu-malu, sehingga terasa was-was untuk menfoto wajah mereka. Namun, Fajar akhirnya menjadi sangat suka difoto. Ia ingin menunjukkan dirinya sedang terkena musibah dan membutuhkan bantuan.

Hingga saat ini, Fajar belum dapat sekolah lagi lantaran masih trauma. Kegiatan belajar mengajar di sekolahnya juga masih belum dimulai. “Masih trauma, belum bisa sekolah,” ujarnya sembari melukis.

Rumah Fajar tidak roboh akibat guncangan gempa berkekuatan 6,5 skala Richter tersebut. Rumahnya hanya retak. Namun, saat ini Fajar lebih memilih untuk tinggal di pengungsian lantaran masih dibayang-bayangi gempa susulan.

“Masih takut kalau pulang ke rumah Kak,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement