Jumat 09 Dec 2016 21:51 WIB

Relawan Bagikan Kelengkapan Ibadah untuk Korban Gempa

Warga menyaksikan puing bangunan pasar Meuredu yang rubuh akibat gempa di Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12). Hingga hari kedua pasca gempa bumi, tim Basarnas dibantu aparat TNI/Polri dan para relawan masih melakukan upaya pencarian serta evakuasi korban yang
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga menyaksikan puing bangunan pasar Meuredu yang rubuh akibat gempa di Pidie Jaya, Aceh, Kamis (8/12). Hingga hari kedua pasca gempa bumi, tim Basarnas dibantu aparat TNI/Polri dan para relawan masih melakukan upaya pencarian serta evakuasi korban yang

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH, ACEH -- Relawan kemanusiaan dari Kabupaten Aceh Barat, datang membagi-bagikan perlengkapan ibadah untuk masyarakat pegungsian korban gempa 6,5 SR di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh.

Ketua relawan alumni dan OSIS SMAN 1 Mereubo, Rahmad Ozer, yang dihubungi di Pidie Jaya, Jumat (9/12), mengatakan, kelengkapan ibadah khususnya untuk salat merupakan bagian penting yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang berduka dalam bencana alam ini.

"Mereka sangat perlu kelengkapan salat, sebab banyak dari mereka sudah tidak miliki peralatan tersebut, karena tertimbun reruntuhan gempa. Kemudian hari ini kami juga mengantarkan kelambu bagi warga pegungsi,"sebutnya.

Rachmad berangkat bersama enam orang pelajar OSIS SMAN 1 Meureubo, dengan satu unit mobil membantu masyarakat korban gempa yang tinggal di tenda-tenda pegungsian secara mobiler untuk melihat langsung kebutuhan apa yang sangat mendesak selama mereka di sana.

Sebab kata dia, saat ini bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan seperti sandang, pangan dan sebagainya, akan tetapi dia melihat bantuan itu banyak terkosentrasi pada titik-titik tertentu sehingga tidak merata secara menyeluruh kepada korban.

Karena itu para relawan ini memilih berkeliling, mereka mendatangi semua tenda-tenda yang dibangun warga di Pidie Jaya di setiap sudut desa, karena mereka semua pada prinsipnya adalah korban bencana alam ini yang membutuhkan bantuan dan perhatian.

"Kami mencari semua posko-posko kecil, mungkin posko yang besar sudah tidak sepi dari pemberian bantuan. Kami menemukan ada satu posko itu masyarakatnya sudah satu malam cukup jera oleh gigitan nyamuk karena tidak ada kelambu," jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, kehadiran mereka diterima hisak tangis oleh warga seperti di kawasan Dusun Lampoh Kawat, Gampong Meuee, Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya yang tidak jauh dari kawasan pantai laut daerah itu.

Rachmad menyatakan, meskipun disana bukan titik tempat banggunan rubuh, namun juga ditemukan tenda-tenda pengungsian warga, mereka masih memiliki rumah namun kontruksinya mengalami rusak ringan hingga berat sehingga tidak berani di tempati.

Pada siang hari korban gempa di kawasan itu tidak banyak beraktivitas di dalam tenda, namun menyebar mencari bantuan, namun saat malam hari mereka lebih memilih tidur di bawah tenda walaupun hanya terbuat dari terpal dan berlantaikan tikar.

"Alhamdulillah hari ini kami bisa membantu lebih dari 15 tenda pengungsi yang kami datangi langsung, tidak banyak tapi bahan itu sangat mereka butuhkan. Posko dibuat sendiri, kadangnya hanya 10-30 orang yang menggunakannya,"katanya menambahkan.

Gempa Magnitud 6,5 SR menguncang Aceh pada Rabu, (7/12) pukul 05.03 WIB, setidaknya telah ditemukan korban jiwa mencapai 100 orang lebih, dampak gempa di kedalaman 10 km itu terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireun, Kabupaten Pidie, serta Bener Meriah, Provinsi Aceh.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement