REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim se- Indonesia (ICMI) meluncurkan sekolah pemimpin nasional ICMI angkatan I dan membuka acara silahturahim kerja nasional.
"Mudah-mudahan ICMI terus hidup terpelihara dan di tangan kitalah berkibar tidak hanya bendera ICMI tapi kecendekiawan di seluruh Indonesia," kata Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie dalam sambutannya di Ancol, Jakarta, Kamis (8/12) malam.
Acara itu dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Penasehat ICMI, Ketua MPR yang juga Ketua Dewan Pakar ICMI dan Menteri Agama. Kegiatan ICMI tersebut bertema Kepemimpinan dan Penguatan Kelembagaan ICMI untuk Kesejahteraan Bangsa. Acara silahturahim nasional itu juga dikaitkan dengan program sekolah kepemimpinan.
Ketua Umum ICMI Jimly mengatakan pihaknya ingin memperkenalkan kepemimpinan politik Indonesia yang berpenghayatan Pancasila dan UUD 1945. "Sekali dipercaya menjadi pemimpin di tingkat apapun, adilah pemimpin untuk semua," tuturnya.
Menurutnya, pemimpin yang merakyat adalah pemimpin untuk semua golongan dan lapisan rakyat. Dia mengatakan silahturahim nasional ini juga penting untuk persatuan dan sinergi keumatan dan kebangsaan secara lebih produktif untuk kemajuan.
"Tekad untuk bersatu dalam keragaman dan bersinergi untuk kemajuan semakin terasa sangat penting di tengah dinamika tarik- menarik politik identitas antara idealis spirit kebangsaan yang majemuk dengan realitas tribalisme multikultural," ujarnya.