REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE JAYA -- Gempa susulan masih terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Kamis (8/12).
Salah satu warga Lhokseumawe, M Afrizal Ali (44 tahun) mengaku belum berani melaksanakan shalat subuh di daerah tersebut. "Enggak berani saya shalat di situ karena gempa susulan masih terus berlangsung," kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id, Kamis.
Menurut bapak beranak empat tersebut, kekuatan gempa kemarin terasa hinggga Kota Lhokseumawe yang jaraknya 100 kilometer atau dua jam perjalanan dari Pidie Jaya. "Kuat itu gempanya. Lagi tidur kayak di perahu. Saya kirain di Banda Aceh, soalnya pusatnya yang sering di situ, enggak menyangka di Pidie Jaya," ujarnya.
Lokasi gempa terparah, menurutnya, berada di Kecamatan Merdu, Kabupaten Pidie Jaya. Pagi tadi, kata dia, suasana di Pidie Jaya masih tampak mencekam karena listrik mati.
"Tadi pagi saya masih mencekam gitu, listrik padam, masih banyak juga TNI di sana," ucapnya.
Selain itu, Rizal mengaku juga masih trauma dengan tragedi tsunami 2004 yang menewaskan seluruh keluarga istrinya. "Saya masih trauma. Saat tsunami itu, keluarga istri saya yang tinggal di rumah meninggal semua," kata dia.
Hingga hari kedua, korban bencana tersebut masih terus bertambah. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan laporan BPBA Aceh dan BPBD Pidie Jaya, mencatat korban tewas sudah mencapai 102 orang, 700 orang luka dan lebih dari 3.200 orang mengungsi.