REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Bambang Waskito menyatakan kekuatan untuk pengamanan pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kota Tasikmalaya dan Cimahi dilakukan secara maksimal. Pengamanan bakal dilakukan ketat karena pilkada di kota tersebut rawan konflik.
"Dua wilayah tersebut kami kategorikan rawan, kami tidak 'under estimate'," kata Kapolda Jabar saat acara Serah Terima Jabatan Kepala Satuan Brimob Polda Jabar dari Kombes Pol Uden Kusuma Wijaya kepada Kombes Pol Puji Santosa di Markas Brimob Polda Jabar, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (6/12).
Ia menuturkan, wilayah hukumnya di Jabar sedang melaksanakan tahapan dan persiapan pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya serentak pada 2017. Menurut dia, dua daerah tersebut dikategorikan berpotensi rawan konflik, sehingga polisi melakukan berbagai antisipasi, termasuk mengerahkan personel.
"Jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan bisa malah mendadak mengerahkan pasukan dan takutnya kecolongan," katanya.
Ia menambahkan, Polda Jabar dan Kepolisian Resor setempat sudah siap melakukan pengamanan, mengamati setiap perkembangan kondisi sebelum pelaksanaan pilkada. Terkait penyebab munculnya konflik dalam pilkada, kata dia, diantaranya persoalan daftar pemilihan tetap (DPT) sehingga KPU sebagai penyelenggara pilkada harus mengantisipasi ancaman tersebut.
"KPUD betul-betul memahami permasalahan ini, timbul permasalahan awalnya dari sana (DPT). Nah, pas pelaksanaannya malah tidak ada masalah," katanya. Sementara itu, Pilkada serentak di Kota Tasikmalaya dan Kota Cimahi sudah memasuki tahapan kampanye terbuka bagi masing-masing pasangan calon.