Senin 05 Dec 2016 19:02 WIB

Dewan Pakar ICMI: Aksi 412 Pertontonkan Aib Aksi

Rep: c26/ Red: Agus Yulianto
Peserta Parade Kebudayaan membawa atribu partai dalam mengikuti aksi di Jakarta pada Ahad (4/12).
Foto: Republika/Amri Amrullah
Peserta Parade Kebudayaan membawa atribu partai dalam mengikuti aksi di Jakarta pada Ahad (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Pakar ICMI Anton Tabah Digdoyo menilai, aksi 412 dengan tema 'Kita Indonesia' gagal dari segi kuantitas juga kualitas. Akibatnya, secara tak sadar, aksi itu telah mempertontonkan secara telanjang aib-aib peserta dan penyelenggara aksi.

Misalnya, kegagalan dari segi kuantitas diharapkan kader Golkar, Nasdem, Hanura, dan PDIP di provinsi terdekat untuk mengirimkan ratusan ribu kadernya, tidak ada yang datang. "Bahkan PDIP Jakarta pun tak hadir karena memang sejak awal akar rumput PDIP Jakarta menolak Ahok," kata Anton saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/12).

 

Apalagi, dari segi kualitas, parade 'Kita Indonesia' yang digagas oleh parpol pengusung pejawat Basuki T Purnama, tidak mesti dibicarakan lagi dengan banyaknya sampah, taman rusak, dan keributan antarsesama kader partai. "Sejak awal saya telah ingatkan agar parpol-parpol pendukung Ahok taat aturan sehingga bisa jadi contoh rakyat. Namun apa yang terjadi setelah aksi," ujarnya yang menyindir wilayah Car Free Day ‎banyak dipenuhi sampah dan taman menjadi rusak akibat terinjak-injak peserta aksi.

Anton yang juga mantan petinggi Polri itu mengatakan, aksi 412 seperti mendemonstrasikan berbagai pelanggaran hukum dan etika yang sangat serius. "Secara tak sadar dipertontonkan secara telanjang aib-aib diri mereka sendiri," ujarnya.

Anton yang juga Wakil Ketua Komisi Hukum MUI ini mengatakan, aib yang mereka pertontonkan di antaranya pertama, melanggar aturan (CFD) setempat. Kedua, pesertanya dibayar dan ketiga, mempermasalahkan bayaran yang tidak sesuai janji.

Keempat, pesertanya berebut makanan. Kelima, merusak taman-taman kota. Keenam, sampai terjadi penganiayaan sesama pengurus parpol. "Belum lagi sampah-sampah berserakan di mana-mana. Inilah aib-aib yag mereka pertontonkan pada rakyat padahal jumlahnya tak sampai 5.000 orang," katanya.

Menurut Anton, sangat kontras dengan Aksi Bela Islam 3 (ABI) pada 2 Desember yang diikuti 7,4 juta umat perhitungan google, bisa tertib rapi, rukun, dan bersih, serta tak ada taman yang rusak. "Bahkan sehelai rumput pun tak ada yang rusak. Ini yang menakjubkan seluruh dunia mengapresiasi aksi umat Islam di Jakarta tersebut," katanya.

 

Untuk itu, disampaikan Anton, rakyat berharap Polri bertindak adil terhadap pelanggaran-pelanggar pada acara Parade Kebudayaan 'Kita Indonesia' 412. "Polri agar tak perlu ragu menindak karena banyak unsur pelanggaran di aksi 412 tersebut juga kasus demo bayaran dan penganiayaan yang sudah dilaporkan ke Polisi," katanya.

Saat ditanya tentang penangkapan tokoh-tokoh yang sering mengkritisi penguasa atas tuduhan makar, Anton yang juga pembina ICMI dan HMI tersebut menjawab ringan kalo tak ada bukti ya segera dibebaskan. "Karena tuduhan makar harus ada perbuatan nyata terlebih dahulu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement