REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Nurul Arifin, mengajak masyrakat untuk tidak mempolitisasi hal-hal yang dinilai tidak perlu, terutama terkait suku, ras, agama dan antargolongan (SARA).
Untuk itu, Ia dan partai yang menaunginya, Partai Golkar, terlibat dalam parade Kita Indonesia tersebut bersama dua partai besar lainnya, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Nasdem untuk menyerukan masyarakat akan kebhinekaan bangsa.
"Acara ini merupakan kerinduan, kecintaan, dan partisipasi masyarakat dari berbagai latar belakang dan datang dari berbagai daerah yang didorong oleh 'moral obligation' (kesadaran) masing-masing," katanya, Ahad (4/12).
(Baca: Warga kesal acara CFD diwarnai agenda partai)
Nurul menambahkan saat ini kondisi bangsa Indonesia sangat rentan untuk dipecah belah. Karena itu, parade tersebut juga bertujuan untuk meredam suasana. "Yang sudah terjadi, biar lah terjadi, tidak usah dipertajam," katanya.
Namun, dia menampik pernyataan tersebut terkait dengan dugaan penistaan agama oleh Gubenur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menyulut semangat umat Islam untuk melakukan Aksi Doa Bersama pada 4 November dan 2 Desember lalu, menuntut keadilan penegakan hukum.
"Tidak ada ke arah sana, saya hanya menegaskan Indonesia itu satu," katanya.