Kamis 01 Dec 2016 22:08 WIB

'Islam Bersatu tak Bisa Dikalahkan'

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: M.Iqbal
Para warga menyambut rombongan peserta long march dalam aksi Bela Islam 212 Jilid III dari Ciamis yang bejalan kaki di Jalan Jend H. Amir Machmud, Kota Cimahi, Kamis (1/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Para warga menyambut rombongan peserta long march dalam aksi Bela Islam 212 Jilid III dari Ciamis yang bejalan kaki di Jalan Jend H. Amir Machmud, Kota Cimahi, Kamis (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID,Teriakan lantang 'Islam Bersatu tak Bisa Dikalahkan' keluar dari mulut siswa-siswa SD Plus Al Fatwa Cigereleng PLN. Mereka begitu antusias dan bersemangat menyambut kedatangan rombongan massa aksi jalan kaki dari Ciamis menuju Jakarta untuk mengikut Aksi 212.

Acep M Nurdin, Guru sekaligus Wali Kelas di SD Plus Al Fatwa mengatakan anak-anak didampingi guru sengaja berdiri di pinggir jalan Soekarno-Hatta, dekat perempatan Jalan Moh Toha, untuk menyambut rombongan massa aksi jalan kaki. 

"Ini panggilan hati dari anak-anak untuk memperjuangkan Islam dan membela Islam," ujarnya kepada Republika di Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/12). Menurut Acep, usai melaksanakan praktik Tahfidz di sekolah, seluruh siswa yang berjumlah 415 murid serta guru yang berjumlah 30 orang pukul 09.00 WIB bersiap siap menyambut kedatangan rombongan massa aksi yang melewati jalan Soekarno Hatta. 

Ia menuturkan, anak-anak sengaja diajak untuk menyambut rombongan sebagai wujud menanamkan aqidah kepada anak-anak. Agar ketika agamanya dinistakan mereka harus segera bertindak dan menjadikan mereka lebih paham. 

"Harapan mudahan pelaku menista agama dituntut dengan adil," kata Acep. 

Sementara itu di sisi lain, sebagian rombongan massa aksi jalan kaki dari Ciamis menuju Jakarta terlihat menggunakan bus "Budiman" dari Jalan Soekarno Hatta. Berdasarkan pantauan Republika, kurang lebih sebanyak 10 bus meluncur dari arah Soekarno Hatta Bandung menuju Jakarta.

Anggota aksi dari Bandung yang menyambut rombongan massa aksi jalan kaki dari Ciamis, Jordan mengatakan mereka yang naik bus merupakan anak-anak pesantren yang masih sekolah. Selain itu, faktor kesehatan salah satu alasan akhirnya mereka naik bus.

"Mereka duluan karena masih anak sekolahan. Terus biar menjaga kesehatan juga. Kurang lebih 10 bus," ujarnya. Menurut Jordan, mereka memang sudah berkomitmen jika sudah mencapai Kota Bandung, maka selanjutnya perjalanan menuju Jakarta akan menggunakan bus. 

Selain itu, beberapa para santri yang kemarin sudah sampai ke Tasikmalaya kembali ke rumah masing-masing dan Kamis malam ini akan berangkat menggunakan bus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement