Kamis 01 Dec 2016 21:23 WIB

Sinergi Bekasi, Telkomsel, dan ITB Wujudkan Smart City

Rep: Kabul Astuti/ Red: M.Iqbal
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (kanan) berbincang dengan dokter yang menunjukkan jenis vaksin balita saat meninjau pelaksanaan vaksinasi ulang, di rumah sakit Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi (kanan) berbincang dengan dokter yang menunjukkan jenis vaksin balita saat meninjau pelaksanaan vaksinasi ulang, di rumah sakit Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, secara resmi meluncurkan smart city untuk mempersempit jarak komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat lewat bantuan kemajuan teknologi informasi. Pengembangan smart city ini menggandeng Telkomsel dan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pengembangan smart city Bekasi berlangsung sejak 2015. Telkomsel berperan sebagai penyedia jaringan telekomunikasi beserta sejumlah perangkat pendukungnya, sedangkan LAPI ITB sebagai konseptor di balik smart city Bekasi. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, implementasi smart city di Bekasi dilakukan di sejumlah sektor pemerintahan. 

Salah satunya pemkot menanamkan perangkat yang bisa mengetahui besaran transaksi di sebuah lokasi usaha untuk mengetahui besaran pajak yang akan ditarik pemerintah. Puluhan truk sampah juga dipasangi GPS sehingga dapat dipantau pergerakannya. 

"Kami juga meletakkan sejumlah sensor di berbagai wilayah Bekasi, yang bisa memantau ketinggian air, kepekatan udara, dan lainnya," kata Rahmat, kepada Republika, Rabu (30/11). Warga yang ingin melakukan pengaduan masyarakat dapat melakukannya lewat aplikasi SOROT (Smart Online Reporting and Observation Tools). 

Pemkot Bekasi akan melakukan pemantauan lewat pusat kontrol bernama Patriot Operation Center (POC) yang berada di ruang kerja Wali Kota Bekasi. Berbagai keluhan yang disampaikan masyarakat atau aktivitas apapun yang sudah terintegrasi dengan platform smart city akan terpampang di layar POC.

Laporan yang masuk menjadi dasar bagi Pemkot Bekasi untuk mengambil tindakan dan mencari solusi permasalahan. "Setiap harinya saya pantau dan saya juga mendapatkan notifikasi. Setiap laporan yang masuk saya tindak lanjuti dan diteruskan ke dinas terkait, progresnya bisa langsung didapatkan di POC ini," kata Rahmat menjelaskan.

Ia berharap, keberadaan smart city ini dapat memudahkan komunikasi dan menyelesaikan persoalan masyarakat. Pada akhirnya, kata dia, efisiensi sumber daya manusia yang selama ini banyak terbuang sehingga lebih maksimal. 

Hingga kini baru enam SKPD yang terkoneksi. Menurut dia, pengembangan ke SKPD-SKPD lain akan disiapkan dalam APBD 2017. 

Inisiator smart city, Suhono Harso Supangkat mengatakan smart city adalah kota yang bisa mengelola sumber dayanya sehingga masyarakat bisa hidup nyaman dan bahagia berkelanjutan. "Tujuannya adalah bagaimana wali kota dan pemerintah kota bisa melihat persoalan menjadi lebih transparan dan terbuka sehingga kota dapat dikelola lebih baik," kata Suhono.

Kota Bekasi menempati peringkat ke-4 kategori Kota Besar dengan Rating C+ dan Maturity Index sebesar 47.84 dalam Rating Indonesia Smart Region Maturity Index yang dikeluarkan oleh ITB. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement