Kamis 01 Dec 2016 20:01 WIB

Setiap Hari, Lima Orang Meninggal Akibat Lakalantas di Sumut

Rep: Issha Harruma/ Red: Andi Nur Aminah
Kecelakaan lalulintas. (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kecelakaan lalulintas. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sumatra Utara (Sumut) menempati tempat tertinggi angka kecelakaan lalu lintas di antara seluruh provinsi di pulau Sumatra. Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut Kombes Yusuf mengatakan, sejak Januari hingga November 2016, angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas sudah mencapai 2.083.

Hal ini disampaikan Yusuf saat acara penandatanganan MoU pengintegrasian pendidikan lalu lintas ke dalam mata pelajaran muatan lokal pada pendidikan sekolah menengah dan pendidikan khusus di wilayah provinsi Sumut. Acara ini dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur Sumut, Kapolda Sumut, Kepala Dinas Pendidikan Sumut, serta para Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA di Medan. "Angka ini setara dengan rata-rata lima orang meninggal dunia setiap hari," kata Yusuf di kantor Gubernur Sumut, Kamis (1/12).

Yusuf mengatakan, tingginya angka kecelakaan ini disebabkan kesadaran tertib berlalu lintas masyarakat yang masih rendah. Tingginya angka kecelakaan ini pun membuat Sumut masuk dalam posisi lima besar se-Indonesia. "Angka kecelakaan lalu lintas di Sumut tertinggi keempat se-Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah," ujar dia.

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas ini membuat Kapolri menginstruksikan adanya pengintegrasian pendidikan lalu lintas ke dalam kurikulum pendidikan tingkat SD hingga SMA. Hal ini pun didukung dengan instruksi Presiden Jokowi terkait revolusi karakter lewat perbaikan kurikulum.

Dengan masuknya pendidikan lalu lintas dalam kurikulum sekolah di Sumut, seluruh siswa dan masyarakat diharap dapat lebih memahami tata tertib dalam berlalu lintas. "Diharapkan adanya persamaan persepsi antara pihak kepolisian dengan para tenaga pengajar. Diharapkan kesadaran berlalu lintas menjadi kebiasaan bagi masyarakat," kata Yusuf.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement