REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fahri Hamzah, memastikan absen pada Aksi Bela Islam III, yang rencananya digelar pada Jumat (2/12) besok. Ketidakhadirannya nanti pada aksi tuntutan penegakkan hukum terhadap penista agama itu bukan tanpa alasan.
Fahri mengaku harus memenuhi undangan pemerintah Uzbekistan untuk menghadiri pemilu pertama sepeninggal presiden pertama setelah merdeka dari Uni Soviet, Islam Karimov.
"Saya juga mengumumkan diundang pemerintah Uzbekistan menghadiri Pemilu pertama, usai presiden pertama Islam Karimov. Setelah merdeka dari Uni Soviet. Jadi saya tak bisa hadir di bela Islam jilid III,” di Kompleks Parlemen, Kamis (1/12).
Selain harus melaksanakan tugas ke luar negeri politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga mengaku tidak menerima undangan resmi. Yaitu undangan tertulis dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) untuk bergabung pada Aksi Belas Islam III tersebut.
"Waktu itu beliau datang ke sini yang lengkap disampaikan secara lisan. Tidak ada secara tertulis," tambahnya.
Sebelumnya, pada Aksi Bela Islam II, Jumat (4/11) lalu. Ketika itu usai shalat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Ditemani rekannya yang juga Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, itu langsung bergabung dengan ratusan ribu umat Islam yang akan bergerak ke Istana negara.
Menurutnya saat itu, langkahnya bersama Fahri mengikuti aksi unjuk rasa itu sebagai bentuk fungsi pengawasan. Apalagi, dia merupakan wakil rakyat.