REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Diperkirakan sebanyak 6.000 warga Kota Bekasi bakal mengikuti Aksi Bela Islam Jilid III di Kawasan Monas Jakarta pada 2 Desember mendatang. Mereka akan berkumpul di Islamic Center Kota Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan sebelum bersama-sama bergerak ke Jakarta.
"Agenda di Islamic Center Kota Bekasi ada dua, kita menyiapkan jamaah yang akan berangkat dari Bekasi dan menyambut saudara-saudara dari Ciamis yang lagi jalan dan mau singgah di sini. Kita siapkan tempat istirahat yang cukup, tenaga medis, ambulans, makanan-minuman ada," kata Ketua ICMI Kota Bekasi, Hans Muntahar, kepada Republika.co.id, Rabu (30/11).
Hans mengatakan, para peserta aksi sebelum berangkat akan shalat Subuh berjamaah di Islamic Center, sarapan, kemudian berangkat bersama-sama pukul 06.00 WIB. Ada yang naik bus, berkonvoi dengan kendaraan roda dua, mobil pribadi, dan KRL. Hans memperkirakan tak kurang dari 100 bus akan mengangkut peserta aksi dari seluruh Kota Bekasi.
Pihaknya terus memantau pergerakan massa dari Ciamis. Hans mengatakan, massa yang sedang melanjutkan jalan kaki dari Ciamis menuju Jakarta masih tersisa sekitar 3.000 orang. Sebagian peserta aksi dari Kota Bekasi juga ada yang akan ikut jalan kaki. Beberapa kelompok sudah menawarkan diri dan akan menunggu kedatangan massa Ciamis untuk berjalan kaki.
Menurut dia, dari Kota Bekasi ada sekitar 6.000 peserta yang akan berkumpul di Islamic Center. Mereka terdiri dari puluhan ormas Islam, majelis taklim, jamaah masjid, pondok pesantren, dan organisasi sosial lain. Selain itu, banyak pula warga yang akan berkumpul di titik-titik lain atau berangkat secara pribadi.
Ia mengimbau kepada peserta aksi untuk menggunakan pakaian putih-putih, membawa sejadah, kantong plastik, serta menjaga kebersihan dan keamanan selama aksi berlangsung. Menurut dia, koordinator aksi dari Kota Bekasi juga akan memberikan atribut-atribut keamanan. Sebanyak 200 spanduk dicetak untuk dibagikan pada peserta aksi esok hari.
Ketua ICMI Kota Bekasi ini menegaskan, tuntutan umat Islam dalam aksi besok tetap fokus pada isu penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia sepakat, baik pemerintah maupun rakyat, tidak boleh melakukan intervensi dalam kasus ini supaya penyidik tetap bekerja dengan objektif.
Hans menegaskan, siapapun yang menistakan agama harus dihukum. Tidak hanya umat Islam, kata Hans, isu penistaan agama oleh Ahok ini juga menimbulkan kemarahan sebagian umat non-Islam. "Kami minta tegakkan supremasi hukum seadil-adilnya. Kalau orang sudah tersangka, apalagi mau masuk ke pengadilan, harus ditahan. Ditahan itu juga buat kebaikan Ahok sendiri. Saya tidak melihat celah Ahok bisa lolos," ujar Hans.