Kamis 01 Dec 2016 03:56 WIB

PKS Soroti Stagnasi Angka Pengangguran Terbuka

Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyoroti stagnasi jumlah angka pengangguran terbuka. Diharapkan, ada upaya lebih dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan guna mengatasi permasalahan pengangguran.

"Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama dua tahun terakhir sebesar 4,91 persen, angka pengangguran terbuka dan angka kemiskinan dalam dua tahun terakhir mengalami stagnasi tidak mengalami penyusutan berarti," kata Ketua Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, Teknologi dan Lingkungan Hidup DPP PKS Memed Sosiawan, Rabu (30/11).

Menurut Memed Sosiawan, rendahnya kualitas pertumbuhan ekonomi terhadap penciptaan lapangan kerja baru, dikarenakan yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi bukan lagi industri manufaktur dan padat karya. Namun, industri yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi saat ini adalah sektor jasa dan industri padat modal yang relatif tidak menciptakan lapangan pekerjaan baru sesuai dengan pertumbuhan angkatan kerja baru.

Tercatat, tiga lapangan usaha yang mencatat pertumbuhan tertinggi dan mendorong pertumbuhan ekonomi selama dua tahun terakhir adalah Informasi dan komunikasi (9,2 persen), jasa keuangan dan asuransi (8,83 persen) dan transportasi-pergudangan (8,2 persen).

"Investasi besar-besaran di sektor infrastruktur yang sangat diharapkan menyerap tenaga kerja, ternyata juga tidak mampu banyak menyerap tenaga kerja lokal. Ini karena investor membawa sendiri seluruh tenaga kerja dari negara asalnya untuk mengisi semua lowongan jabatan dari hulu ke hilir, dari direksi-manajer sampai tukang gali-jurumasak," ujarnya.

Sebagaimana diwartakan, DPD RI meminta pemerintah memacu pertumbuhan wirausaha baru terutama sektor industri kecil dan mikro untuk menyerap angkatan kerja serta pengangguran. Anggota DPD RI Provinsi Banten, Ahmad Sadeli Karim meminta pemerintah memacu tumbuhnya industri kecil atau menengah, serta pemerintah diharapkan agar jangan mengabaikan kemampuan masyarakat menengah ke bawah untuk membuka usaha baru.

Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai pemerintah harus mendorong investasi untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru di Tanah Air. Tingkat pengangguran terbuka pada 2015 mencapai 6,18 persen, sedangkan pada 2019 ditargetkan mencapai kisaran 4-5 persen. Artinya, harus ada sekitar 10-11 juta lapangan kerja baru selama lima tahun atau 2 juta per tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement