REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah informasi yang menyebut bahwa dunia akan mengalami kemarau panjang mulai 2019 hingga 2022. BMKG menegaskan berita tersebut tidak benar dan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut.
"Berita itu hanya isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan membohongi masyarakat, karena isu tersebut mempunyai dasar ilmiah yang jelas," ujar Kepala Bagian Humas BMKG Harry Tirto Djatmiko, Rabu (30/11).
Dia mengatakan perlu diketahui bahwa sampai saat ini belum ada informasi prediksi musim kemarau yang bisa memprediksikan sampai lebih dari satu tahun. "Oleh karena itu, masyarakat diimbau dan diharapkan tidak terpengaruh serta tidak perlu dihiraukan dengan informasi tersebut," kata Harry.
Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat dikhawatirkan dengan beredarnya pesan berantai di media sosial yang menyebut adanya ancaman kemarau panjang di dunia. Berikut isi pesan berantai yang meresahkan dan beredar di masyarakat tersebut:
Badan Meteorologi dan Geofisika menyatakan bahwa akan terjadi kemarau panjang yang akan melanda dunia. Diperkirakan kemarau panjang tersebut akan dimulai tahun 2019 hingga 2022. Cadangan air dunia saat ini hanya tersisa 3% saja.