Sabtu 26 Nov 2016 21:44 WIB

DPP Golkar Sayangkan Pernyataan Akbar Tanjung Soal Setnov

Rep: Ali Mansur/ Red: Ilham
Politikus Senior Golkar Akbar Tanjung
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Politikus Senior Golkar Akbar Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen DPP Partai Golkar, Maman Abdurrahman menyayangkan statement politik Ketua Dewan Pembina Partai, Akbar Tanjung terkait ketua umum partai, Setya Novanto. Menurutnya, Akbar Tanjung terkesan keberatan dengan pengembalian posisi Ketua DPR dari Ade Komarudin kepada Setya Novanto.

Padahal, kata dia, pengembalian kursi ketua DPR RI sudah dipertimbangkan secara matang. Maman menegaskan, usul mengembalikan posisi Setnov sebagai Ketua DPR murni inisiatif dan rekomendasi pengurus DPP Partai Golkar.

Menurut dia, salah satu pertimbangannya adalah melakukan upaya percepatan dan efektifitas konsolidasi nasional serta komunikasi politik antara Partai Golkar, Legislatif, dan Eksekutif. "Jadi masalah ini kenapa diperdebatkan,” ujar Maman kepada Republika.co.id, Sabtu (26/11).

Maman mengatakan, sebelumnya Akbar Tanjung juga pernah memimpin Golkar sekaligus ketua DPR RI. Hasilnya, Golkar berada di peringkat pertama dan bisa keluar dari kemelut konflik pada masa itu. Hal ini sama dengan sekarang yang terjadi. "Justru salah satu rujukan kami mendorong Setya Novanto karena belajar dari era Pak Akbar Tanjung yang sukses."

Namun, Maman juga memahami kekhawatiran Aburizal Bakrie dan Akbar Tanjung apabila Setya Novanto merangkap jabatan bisa mengurangi fokus kerja mengurus partai. Hanya saja, Maman memiliki keyakinan kekhawatiran itu akan menjadi dorongan kepada seluruh pengurus untuk bekerja lebih baik.

Politisi muda Golkar ini menegaskan, pengurus struktur DPP pada periode kali ini diisi oleh orang yang hebat-hebat dan siap menbangun soliditas demi kebesaran Partai Golkar. Yang harus diwaspadai, kata dia, adalah para 'brutus' yang tidak ingin Golkar dan pemerintahan era Jokowi besar dan maju. Apalagi ketua umum partainya memegang jabatan Ketua DPR RI.

“Sehingga efektifitas serta percepatan hal-hal yang bersifat teknis dan kebijakakan untuk merealisasi program prorakyat menjadi lebih optimal dan lebih terkonsolidir secara baik," kata Maman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement