REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Bandung Raya melansir hasil penelitian tentang perilaku seks bebas yang terjadi di Kota Bandung. Di mana perilaku tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan rasa ingin tahu dari para remaja. Selain itu, salah satu pemicunya adalah pengawasan dari orang tua yang kurang.
"Lebih dari 90 persen responden menyatakan perilaku seks bebas banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan rasa ingin tahu dari para remaja," ujar Koordinator Daerah Eksekutif BKLDK Kota Bandung, Saiful Anwar saat memaparkan hasil riset pada acara Sarasehan Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) 2016 "Bersama Peduli Generasi Bersama Menentukan Masa Depan Negeri", Sabtu (26/11).
Ia menuturkan, 89 persen responden menilai media-media yang memuat konten pornografi dan pornoaksi menjadi penyebab maraknya seks bebas. Selain itu, 89 persen responden mengatakan, perilaku tersebut merusak generasi muda dan masyarakat.
Para responden berharap dan setuju jika ada aturan menyangkut interaksi antara laki-laki dengan perempuan. Bahkan, kampus diharapkan bisa menerapkan aturan tersebut. "57 persen responden setuju kampus menerapkan aturan terkait interaksi tersebut dan 81 persen setuju pemerintah menetapkan aturan tegas agar pergaulan remaja tidak mengarah pada seks bebas," katanya.
Saiful menjelaskan, penelitian dilakukan dalam kurun waktu 11 April-16 Mei 2016 dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung. Selain itu, responden yang diwawancarai merupakan mahasiswa D3 dan S1 yang berasal dari sekitar 20 perguruan tinggi di Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah stratified random sampling.