REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegembiraan menyambut Hari Guru terasa di media sosial. Indonesia Indicator (I2), sebuah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence) mencatat sepanjang peringatan hari guru, yakni 25 November 2016, sebanyak 14.810 percakapan menuju pada satu topik: guru.
Percakapan ini diikuti sebanyak 10.321 akun aktif – di luar akun robot yang turut mewarnai kebahagiaan di hari Guru. "Kombinasi antara laki-laki dan perempuan yang merespons hampir berimbang, dengan 56 persen lelaki dan 44 persen perempuan," ungkap Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang dalam laporan hasil riset pemberitaan mengenai topik guru yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/11), bertepatan dengan hari guru.
Hasil riset I2 mencatat, usia anak sekolah yang paling dekat dengan guru, rupanya kurang berminat menyampaikan ekspresinya di hari guru ini. Hanya terdapat sebesar 10 persen percakapan yang dilakukan oleh anak sekolahan ini. Sebaliknya, mereka yang sudah tidak lagi duduk di bangku sekolah – dan merasakan peran guru - lebih banyak merespons.
Menurut Rustika, 66 persen percakapan guru didominasi oleh netizen berusia 18-35 tahun. "Riuh rendah pembicaraan guru di media sosial ini didominasi oleh emosi trust, joy, dan anticipation. Trust ini ditunjukkan pada percakapan tentang peran guru dalam mendidik bangsa. Saya begini karena guru," papar Rustika.
Sementara itu, kata dia, emosi joy dimunculkan dari ucapan selamat serta harapan bagi para guru. Sementara itu, harapan-harapan pada guru mewakili emosi anticipation. Harapan akan kenaikan kesejahteraan guru.
"Terdapat 11 persen akun robot yang memberi suasana dalam Hari Guru. Sementara itu, tagar terbesarnya diisi dengan Hari guru, Hari Guru Nasional, HGN 2016, serta AHY untuk Guru," ungkap Rustika.