REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Agus Supriyanto (28 tahun) mengatakan, puluhan pasukan oranye yang dipimpinnya tidak ada yang ikut salah satu pasangan calon gubernur DKI Jakarta untuk blusukan. Namun, mereka ada yang diskorsing atau dipecat.
Kendati demikian, ia mengetahui bahwa ada beberapa anggota pasukan oranye di Kelurahan Jati Padang dipecat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Kalau nggak salah sih dari kelurahan Jatipadang ada (dipecat)," ujar Agus kepada Republika.co.id, Jumat (25/11).
Agus pun menilai seharusnya pasukan oranye tersebut tidak dipecat oleh pemerintah hanya gara-gara mendukung salah satu calon gubernur DKI dalam Pilkada DKI 2017. "Seharusnya tidak ada pemecatan atau skorsing terkait berita tim oranye berfoto dengan paslon tertentu, secara mereka tim oranye statusnya bukan PNS," ucap Agus.
Memang, Agus menuturkan, salah satu larangan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS adalah tidak boleh menjadi anggota dan atau pengurus partai politik. Tidak tanggung-tanggung, kata dia, ancaman bagi PNS yang melanggar hal tersebut adalah pemecatan.
“Sesuai dengan UU No 5/2014 tentang ASN, PNS yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik, akan dijatuhi hukuman berupa diberhentikan dengan tidak hormat," kata Agus.
Namun, menurut dia, masalahnya tim oranye bukanlah seorang PNS sehingga pemerintah tidak bisa melakukan pemecatan begitu saja. Walaupun, kata dia, secara etika pasukan oranye juga harus netral dalam mendukung pasangan calon gubernur yang akan maju dalam Pilkada yang akan digelar 15 Februari 2017 mendatang.
"Memang secara gaji atau upah tim oranye itu dibayarkan dengan APBD. Jadi etikanya mereka harus 'netral'," kata pria yang memimpin 70 pasukan oranye Kelurahan Pejaten tersebut.
Seperti diketahui, sebelumnya ada sekitar 63 pasukan oranye yang terancam dipecat oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono gara-gara berswafoto bersama pasangan nomor urut satu, Agus Yudhoyono-Sylviana Murni. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan mereka akan diskorsing hingga akhir masa kontrak.
"Jadi mereka kita skorsing sampai akhir masa kontrak (Desember). Tetapi karena berkaitan dengan kampanye, akan kita lihat skorsing itu sampai dengan pelaksanaan pemilu. Tadi perintah Pak Plt kalau Februari masih bermain gitu lagi ya pecat semua," ujar Isnawa.