Rabu 23 Nov 2016 12:56 WIB

Panglima: Indonesia Dikepung Ancaman Negara Asing

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Teguh Firmansyah
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Indonesia saat ini sedang dalam kepungan ancaman dari negara-negara asing. Ancaman ini berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Gatot mengatakan, ada beberapa ancaman yang berpotensi memprovokasi Indonesia. Ini mengingat Indonesia menjadi negara yang berada di garis ekuator yang memiliki kekayaan alam luar biasa.

Potensi ancaman itu di antaranya hadir ada di wilayah Laut Cina Selatan dan perbatasan wilayah Australia. Wilayah Darwin, Australia hanya berjarak 90 km dari pulau terluar Indonesia yakni Masela.

"Mari kita lihat kondisi Indonesia dari konteks ancaman. Di selatan Maluku ada kepulauan, salah satunya di pulau marsela selatannya yang sekaranga da blok marsela. Blok ini memiliki kandungan gas dan minyak di bawah permukaan air laut. Blok ini menjadi perhatian," tutur Gatot dalam seminar nasional yang bertajuk 'Peningkatan Ketahanan Bangsa Untuk Menjaga Keutuhan NKRI' di Aula Graha Sanusi Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Rabu (23/11).

Baca juga, Panglima TNI Apresiasi Peran Ulama pada Aksi Damai 4 November.

Kekayaan Indonesia ini dikhawatirkan Gatot berpeluang memicu perang proxi. Ada pihak ketiga yang akan memanfaatkan untuk memecah belah seperti halnya Timor Leste yang sebelumnya menjadi bagian dari Indonesia.

Selain ancaman tadi, Indonesia sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa juga menghadapi ancaman dari negara-negara persemakmuran Inggris atau biasa disebut Five Power Defence Arrangements (FPDA). 

Kerja Sama pertahanan FPDA yang digagas oleh negara-negara persemakmuran Inggris, yakni Australia, Singapura, Malaysia, dan New Zealand ini patut diwaspadai.  Negara-negara ini dikatakannya telah menggelar latihan militer bersama.

"Singapura kita pernah konflik soal reklamasi, Malaysia Ambalat, Australia juga sadap. Mereka telah menggelar latihan militer bersamaan. Ini yang patut diwaspadai," ujarnya.

Selain itu, kata Gatot, ancaman teroris juga sudah mengepung Indonesia. Indonesia menjadi tempat yang aman bagi teroris karena belum adanya aturan ketat terkait tindakan terorisme. Salah satunya ancaman ISIS. "ISIS punya rencana akan menjadikan basis di Asia Tenggara adalah Filipina Selayan yang sangat dekat dengan Poso," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement