REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Belanda bakal terlibat lebih banyak dalam penanganan persoalan rob dan banjir di ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang. Komitmen ini ditegaskan Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte saat berkunjung ke Kota Semarang, Selasa (22/11).
Pemerintah Belanda, jelasnya, telah terlibat dalam penenganan rob dan banjir yang menjadi persoalan klasik warga Kota Semarang. Peran serta ini diwujudkan dalam pembangunan Polder Pengendali Bajir Kali Banger. Sistem Polder Banger menggunakan sistem penanggulangan banjir dan rob seperti yang diaplikasikan di Belanda.
Ke depan, jelasnya, kerjasama ini akan terus ditingkatkan melalui bantuan teknis. Komitmen Pemerintah Belanda ini telah dibahas dalam pertemuan dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basoeki Hadimoeljono; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo serta Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Salah satu hal yang dibicarakan dalam pertemuan ini adalah wacana pembangunan dam lepas pantai guna mengatasi limpasan air laut. Selama ini problem yang terjadi di Kota Semarang adalah limpasan air laut ke darat dan penurunan permukaan tanah (land subsidence).
Di luar penanganan rob, Pemerintah Belanda juga akan membantu Pemkot Semarang dalam penanganan Kota Lama. Saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bersama dengan Pemkot Semarang telah berupaya menghidupkan kembali kawasan berjuluk Nederland Kecil ini.
Baik untuk aktivitas pariwisata, kesenian dan agenda budaya hingga aktivitas perekonomian. “Pemerintah Belanda juga telah sepakat untuk membantu dalam penataan serta pengelolaan kawasan Kota Lama, Semarang ini,” katanya.
Pertemuan antar PM Belanda, Mark Rutte dengan Menteri PU, Gubernur Jawa Tengah dan Wali Kota Semarang ini dilaksanakan di Wisma Perdamaian, Semarang. Selain pertemuan ini juga dilakukan rangkaian kegiatan PM Belanda di Kota Semarang.
Antara lain mengunjungi polder pengendai banjir Kali Banger, di lingkungan Cilosari, Kelurahan Kemijen. Di polder ini dilaksanakan penandatanganan perjanjian yang dilakukan oleh Dutch Water Authority, Hans Ooster dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Selain PM Belanda, penandatanganan kerja sama ini juga disaksikan Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Kerajaan Belanda, Melanie Schultz van Haegen dan Menteri PUPR, Basoeki Hadimoeljono.
Selanjutnya rombongan menuju Polder Tawang serta ‘blusukan’ ke kawasan Kota Lama. Di kawasan Kota Lama, PM Belanda yang didampingi Ganjar Pranowo juga mengunjungi gereja Blenduk, yang menjadi landmark kawasan ini.
Dari gereja Blenduk, rombongan PM Belanda juga menyempatkan mengunjungi gedung Oudetrap di Taman Srigunting. Selanjutnya rombongan mengunjungi Semarang Contemporary Art Galery. Di galeri ini rombongan PM Belanda menyaksikan pameran arsitektur karya Herman Thomas Karstens.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengakui, selain untuk melakukan kunjungan kedatangan PM Belanda, Mark Rutte di Kota Semarang ini juga untuk melakukan sejumlah kesepakatan kerja sama. “Baik kerjasama penanganan masalah banjir dan rob, penataan kawasan kota lama, kerja sama bidang investasi dan perdagangan, kebudayaan, kerja sama manajemen pengelolaan air serta transfer teknologi yang dimiliki Pemerintah Belanda,” jelasnya.
Sementara itu, rangkaian kunjungan PM Belanda juga dilanjutkan ke gedung Lawangsewu dan kunungan ke Jakarta Centre of Law Enforcement Cooperation (JCLEC) di kompleks Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.