Selasa 22 Nov 2016 20:00 WIB

Pengungsi Rohingya di Aceh Dipindahkan ke Medan

Rep: Issha Harruma/ Red: Nidia Zuraya
Pengungsi Rohingya di Aceh.
Foto: act
Pengungsi Rohingya di Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sebanyak 19 pengungsi etnis Rohingya asal Myanmar dipindahkan dari penampungan di Lhokseumawe dan Langsa Baro, Aceh, ke Medan, Sumut, hari ini, Selasa (22/11). Mereka dipindahkan untuk mengikuti wawancara yang merupakan syarat penempatan mereka ke negara ketiga yang akan menampung mereka kelak.

Kepala Sub Pengawasan Orang Asing kantor Imigrasi Polonia Medan Torang Pardosi mengatakan, selama di Medan, para pengungsi ini akan ditampung sementara di hotel Beraspati. Sebelumnya, hingga Senin (21/11) kemarin, sudah ada sekitar 80 pengungsi dari Aceh yang lebih dulu tiba di Medan. Di Beraspati, mereka berbaur dengan 186 pengungsi yang memang telah ditampung di hotel itu sejak dulu.

"Saat ini, masih dalam proses interview. Kapan mau dipindahkan (ke negara ketiga) kami belum tahu pasti. Tapi yang jelas mereka diberi waktu sampai enam bulan, kalau tidak kami akan kirim ke Aceh lagi," kata Torang di hotel Beraspati Jl Jamin Ginting, Medan, Selasa (22/11).

Torang mengatakan, para pengungsi dari Aceh yang dipindahkan ini masuk ke Indonesia sejak 2015 lalu. Menurutnya, ada sekitar 157 orang yang sudah ada di Medan dan menjadi prioritas penempatan untuk tahun ini dan tahun depan, termasuk yang berasal dari Aceh ini.

Di Medan, mereka akan menjalani wawancara di hotel Grand Aston, dengan badan PBB yang mengurus pengungsi, UNHCR, sebagai pewawancara. "Mereka rencananya akan dikirim ke Amerika Serikat. Tahap pemindahannya, mereka lulus interview, dapat persetujuan dari negara ketiga, baru diberangkatkan," ujar dia.

Dia pun berharap, proses wawancara hingga penempatan para pengungsi ke negara ketiga akan berjalan cepat tanpa kendala. Selama tahun 2016 hingga Oktober, sekitar 25 pengungsi asal Myanmar telah diberangkatkan ke negara ketiga melalui Imigrasi Medan. Mereka yang berasal dari Aceh dan Langkat ini ditempatkan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Australia dan Jerman.

"Keadaan mereka di negara ketiga sampai sekarang setahu kami aman-aman saja. Bahkan yang dulu pernah di sini dan sekarang sudah tinggal di negara ketiga, termasuk kemarin dari Australia, datang berkunjung ke sini sudah dapat pekerjaan, pendidikan di sana," kata Torang.

"Mereka datang berkunjung untuk melihat keluarganya yang masih ada di sini," ujar dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement