Senin 21 Nov 2016 21:17 WIB

'Cukup Kuasai Tangerang Raya untuk Menang di Banten'

Rep: Ratna Puspita/ Red: Ani Nursalikah
Bakal calon Gubernur Banten Wahidin Halim (kiri) didampingi balon Wagub Andika Hazrumi (kanan) memberi sambutan saat deklarasi pasangan Cagub Cawagub Banten 2017-2022 oleh DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Banten di Serang, Minggu (21/8).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Bakal calon Gubernur Banten Wahidin Halim (kiri) didampingi balon Wagub Andika Hazrumi (kanan) memberi sambutan saat deklarasi pasangan Cagub Cawagub Banten 2017-2022 oleh DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Banten di Serang, Minggu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada delapan kota dan kabupaten di Banten. Namun, dua pasangan calon Pilkada Banten 2017 hanya perlu menguasai Tangerang Raya yang terdiri dari tiga kota dan kabupaten, yaitu Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang untuk menang.

"Cukup kuasai Tangerang Raya untuk menang di Banten," kata Ketua KPU Provinsi Banten Agus Supriyatna di gedung KPU, Jakarta Pusat, Senin (21/11).

Tangerang Raya merupakan wilayah dengan jumlah pemilih terbanyak di Banten. Total pemilih di Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang mencapai 4.075.953. Jumlah itu setara 52 persen dari total warga yang tercantum dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) Pilkada Banten 2017.

Agus menyebutkan jumlah warga dalam DPS Pilkada Banten sebanyak 7,8 juta. KPU Provinsi Banten masih memutakhirkan data hingga pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Desember mendatang. Pemutakhiran itu terutama terkait penggunaan KTP-el sebagai syarat pemilih.

Dalam DPS Pilkada Banten, daftar pemilih potensianl tanpa KTP-el sebanyak 817 ribu orang. "Terkait syarat KTP-el ini yang terpenting sudah melakukan perekaman data. Datanya sudah ada di Dukcapil," ujar Agus.

Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni mengatakan KTP-el sebagai persyaratan pemilih jangan sampai menghambat warga menggunakan hak pilihnya. "Pembenahan data penduduk harus dilakukan. Namun, menjamin hak konstitusional warga harus diutamakan," kata dia.

Titi mengatakan Pilkada tahun depan menjadi gerbang penting membangun pemerintahan baru di Banten setelah kasus korupsi yang menjerat Ratu Atut Chosiyah. Rano Karno memimpin Banten sekarang ini hanya menggantikan Atut yang menjadi terpidana kasus korupsi.

Karena itu, pemenang pada Pilkada 2017 akan menjadi penentu wajah Banten pada masa mendatang. Rano yang berpasangan dengan Embay Mulya Syarief akan menantang mantan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim. Wahidin berduet dengan anak sulung Atut, Andika Hazrumy untuk bertarung dalam Pilkada.

"Banyak hal yang menarik dalam Pilkada Banten. Peserta yang head-to-head atau hanya ada dua pasangan calon. Pemilih terbesar, yaitu 7,8 juta orang," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement