Senin 21 Nov 2016 20:40 WIB

Plt Bupati Bekasi Tinjau Lokasi Banjir Muaragembong

Rep: Kabul Astuti/ Red: Maman Sudiaman
Ilustrasi banjir di Kabupaten Bekasi .
Foto: Antara/Risky Andrianto
Ilustrasi banjir di Kabupaten Bekasi .

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Plt Bupati Bekasi, Rohim Mintareja, meninjau kondisi banjir yang menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/11). Bahkan, sebanyak 13 rumah di Desa Pantai Bakti hanyut terbawa air usai luapan air Sungai Citarum menerjang permukiman warga. 

Rohim Mintareja mengungkapkan, kondisi di lokasi banjir memang sangat memprihatinkan. Ratusan rumah terendam banjir, begitu pula areal persawahan dan tambak. 

Kendati sudah sepekan direndam banjir, kondisi belum sepenuhnya kering. Lokasi banjir yang tepat berada di muara Sungai Citarum membuat air lama surut. Ketinggian air di permukiman warga pada awal tanggul jebol mencapai 1,5 meter. Ada tiga desa yang terdampak luapan Sungai Citarum, yakni Desa Pantai Bakti, Pantai Bahagia, dan Pantai Sederhana. 

"Tanggul (yang) jebol ini memang sedang dalam tahap pengerjaan oleh Wika. Proyek nasional, tetapi (ketika) sedang dalam pekerjaan, ada banjir datang sehingga tidak tahan lagi dan sudah 13 rumah sekarang terbawa hanyut air menurut keterangan kepala desa," ujar Rohim Mintareja, kepada Republika. 

Rohim menambahkan, tanggul Sungai Citarum di lokasi itu sudah beberapa kali jebol. Apabila banjir besar menerjang, tanggul rawan jebol karena posisinya berada di di tikungan arus air. Awal November ini, tanggul tersebut sedang dalam proses pengerjaan sehingga tidak kuat menahan luapan air. 

Kontraktor sekarang sedang melakukan penanganan tanggul yang jebol dengan perlengkapan sejumlah alat berat di lokasi. Rohim berharap, pengerjaan tanggul ini dapat terselesaikan dalam beberapa bulan mendatang. Panjang tanggul yang jebol kurang lebih berkisar 300 meter.

Sebelumnya, banjir di Kecamatan Muaragembong sudah terjadi berulang kali. Rohim menyatakan, pihaknya akan berusaha supaya musibah serupa tidak terjadi lagi tahun depan. "Tergantung pengerjaan dari PT Wika, tapi kami akan upayakan. Berusaha sebaik mungkin, tapi kalau Allah menghendaki ya mau apa, namanya bencana," ucap Rohim. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement