Senin 21 Nov 2016 15:34 WIB

Kritikan Mantan Stafsus SBY ke Kapolri Soal Informasi Makar

Andi Arief
Foto: ANTARA
Andi Arief

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan staf khusus Presiden SBY, Andi Arief mengkritik Kapolri Jenderal Tito Karnavian soal aksi makar oleh demonstran. Menurut Andi Arief, rakyat dengan aksi damai dalam jumlah besar tak mungkin bisa makar.

"Tugas Anda menjaga dan memastikan tidak ada kejahatan dalam aksi," ujar Andi Arief, lewat kicauannnya di Twitter, Senin (21/11).

Tujuan dibentuk kepolisian, kata Andi, bukan untuk menjaga presiden. Melainkan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Tak boleh hanya karena gagal komunikasi dengan rakyat dibilang makar.

"Pak Tito konstitusi jamin siapapun dengan jumlah berapapun dengan cara damai lakukan proses bersamaan, bahkan meminta presiden mundur," ujarnya.

Andi menilai, seandainya Pak Tito jenius sensitif terhadap setiap perkembangan masyarakat, harusnya sudah antisipasi di beberapa jam setelah viral soal Al Maidah. Tito, kata Andi, perlu belajarlah pada kepolisian yang sabar dalam mengawal aksi-aksi besar dan damai setelah 1998-1999. "Kuncinya sayang pada rakyat," ujar mantan aktivis 1998 itu.

Andi berharap ke depan Kapolri tak lagi dipilih dari Denses 88 yang cara berpikirnya sudah terformat secara politik.

"Ekspektasi pada Pak Tito awalnya besar bisa mengubah banyak hal, dalam kasus Ahok dan aksi damai muslim kita tdk melihat tindakan jenius," katanya.

Sebelumnya Jenderal Tito mengatakan, kepolisian telah menerima laporan soal unjuk rasa pada 2 Desember. Namun, kata ia, demonstrasi itu tak lagi murni ihwal pengusutan kasus Ahok.  Ada upaya-upaya tersembunyi dari beberapa kelompok yang ingin masuk dan mengusai DPR. Kepolisian dan TNI telah menyiapkan segala rencana jika terjadi kekacauan.

Baca juga, Kapolri: Ada Tujuan Tersembunyi dalam Demonstrasi 2 Desember.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement