REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inovasi dan produksi alat kesehatan dalam negeri terus dilakukan pemerintah bersama para stakeholders. Apalagi hingga kini pemanfaatan alat maupun obat kesehatan hampir 90 persen merupakan produk luar negeri.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, sudah saatnya dan seharusnya inovasi dan produksi dalam negeri bidang alat kesehatan terus dilakukan dan harus dimaksimalkan pemanfaatannya.
"Alangkah indahnya jika pelayanan kesehatan menggunakan produksi dalam negeri. Apalagi sebenarnya kita sudah bisa inovatif dan bisa produksi sendiri. Misalnya bikin tiang infus, bahkan alat cuci darah sudah punya. Harus dimanfaatkan," ujar Menteri Puan saat membuka Pameran Pembangunan Kesehatan dan Produksi Alat Kesehatan Dalam Negeri tahun 2016 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (18/11).
Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional ke-52 yang diperingati setiap 12 November. Puan mengatakan pertumbuhan industri alat kesehatan (alkes) produksi dalam negeri tahun ini menunjukkan peningkatan. Industri alkes meningkat tahun ini dari 193 menjadi 211 industri. Jenis alkes juga meningkat dari 255 menjadi 261 jenis alkes.
Berkaitan dengan ini, pemerintah sudah menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai upaya untuk memberikan layanan kesehatan yang baik terutama bagi masyarakat miskin. Artinya, pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin dapat dijalankan dengan baik sehingga tak membebani kehidupan mereka.
Hal ini tentunya harus juga disokong oleh ketersediaan sarana alat-alat kesehatan yang memadai di setiap rumah sakit, Puskesmas, dan klinik-klinik kesehatan lainnya. Karenanya, produksi alat kesehatan dalam negeri niscaya harus dibangun dan terus dikembangkan.
“Baru-baru ini pemerintah bersama 20 kementerian dan lembaga juga meluncurkan program gerakan masyarakat sehat," ucap Menko PMK.
Program gerakan masyarakat sehat atau dikenal dengan Germas ini sebagai upaya untuk mewujudkan kebiasaan hidup sehat bagi bangsa Indonesia. "Sehat bukan berarti menjadi sakit kemudian berobat untuk sehat, tapi senantiasa mengedepankan sikap preventif untuk mencegah agar tidak sakit," jelas Menko PMK
Saat ini produk alat kesehatan impor yang beredar mencapai 90 persen. Untuk menghentikan ketergantungan impor dari negara lain, pemerintah melalui kementerian kesehatan dan kementerian perindustrian bersinergi mendorong industri untuk memproduksi alat-alat kesehatan yang lebih inovatif. Pemerintah juga telah memberikan perhatian khusus terkait industri farmasi dan alat kesehatan tersebut, dengan mengeluarkan Inpres No.6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Setiap program yang dibuat pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan seperti Jaminan Kesehatan Nasional juga nantinya sudah harus menggunakan produk-produk yang sudah dapat diproduksi dalam negeri secara inovatif.
Kegiatan pameran ini mempunyai arti yang sangat penting sebagai ajang promosi dan penyebaran informasi atas berbagai produk kesehatan dan alat kesehatan yang dihasilkan oleh industri dalam negeri, dan diharapkan masyarakat dapat lebih memahami dan mencintai perkembangan produk industri alat kesehatan nasional.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK turut membanggakan berbagai hasil riset di bidang kesehatan yang dibuat oleh Mahasiswa Indonesia. Menko PMK juga meminta semua pihak untuk mendorong berbagai hasil riset itu agar dapat diproduksi industri sehingga mampu bersaing di pasar global.
Hasil riset yang dibanggakan oleh Menko PMK diantaranya Universitas Gadjah Mada dengan produk GamaCHA dan INA Shunt; BPPT dengan produk implan ortopedi; Universitas Brawijaya dengan produk rapid test yang bekerja sama dengan PT Biofarma. Berikutnya, Institut Teknologi Bandung dengan produk kaki palsu, rapid test, dan patient monitor; serta Universitas Indonesia dengan produk Viskometer Darah, dental light curing, dan reduce pain stimulator.
“Marilah kita bergotong royong dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang sehat dengan mendorong industri kesehatan dan alat kesehatan nasional," ucap Menko PMK mengakhiri sambutannya.
Usai memberikan sambutan, Menko PMK Puan Maharani bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, dan Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf membuka secara resmi pameran dengan memotong rangkaian bunga. Acara dilanjutkan dengan peninjauan stand-stand peserta pameran kesehatan oleh Menko PMK.