Jumat 18 Nov 2016 14:47 WIB

Akibat Bencana Alam, Jabar Rugi Rp 62 Miliar

Warga berjalan seusai melaksanakan Salat Jumat di Masjid Al Mukmin yang berada di lokasi bencana banjir bandang aliran Sungai Cimanuk, Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warga berjalan seusai melaksanakan Salat Jumat di Masjid Al Mukmin yang berada di lokasi bencana banjir bandang aliran Sungai Cimanuk, Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat memperkirakan kerugian akibat bencana alam yang terjadi dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2016 mencapai Rp 62,135 miliar.

"Dan sepanjang Januari-Oktober 2016, kami mencatat telah terjadi 947 kejadian bencana di Jawa Barat," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan dan Mitigasi BPBD Jawa Barat Alif Nur Anhar, di Bandung, Jumat (18/11).

Ia mengatakan kerusakan fisik yang diakibatkan 947 kejadian bencana alam tersebut meliputi rumah yang hancur sebanyak 166 unit, rumah rusak berat 1.962 unit, rumah rusak sedang 1.526 unit, rumah rusak ringan 3.075 unit, rumah terancam (rusak) 1.535 unit dan rumah tertimbun/terendam 27.041 unit.

"Sarana lainnya yang rusak akibat kejadian bencana alam sepanjang Januari-Oktober 2016 ialah sekolah 122 unit, tempat ibadah 80 unit, sawah 60 petak, fasilitas umum 43 buah dan lahan atau hutan lima titik," ujarnya.

Menurut dia, dari 947 kejadian bencana tersebut meliputi kebakaran 2.015 kali, banjir 179 kali, tanah longsor 385 kali, angin puting beliung 144 kali dan gempa bumi 43 kali. Ia menuturkan sebanyak 21.688 kepala keluarga atau 67.071 jiwa terdampak akibat dari 947 kejadian bencana alam dari Januari-Oktober 2016 di Jawa Barat.

"Selain itu 23 dinyatakan hilang, 79 orang meninggal dunia dan 126 orang luka-lika serta ada 5.179 KK atau 24.065 jiwa mengungsi akibat dari 947 bencana alam tersebut," tambahnya.

Ia mengatakan Provinsi Jawa Barat yang masuk dalam provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia memiliki karakteristik perpaduan daerah pegunungan dan memiliki curah hujan tinggi. "Maka di beberapa daerahnya merupakan atau masuk daerah rawan banjir, tanah longsor hingga gempa bumi," ucapnya.

Pemprov Jawa Barat, kata dia, terus berupaya mengantisipasi kemungkinan bdencana yang akan terjadi di wilayahnya yakni dengan melakukan upaya mitigasi dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana banjir dan longsor.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement