Kamis 17 Nov 2016 18:23 WIB

Pertama Kali Temui Jokowi di Istana, Prabowo Dijamu Makan Ikan Bakar

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) seusai memberikan keterangan pers di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) seusai memberikan keterangan pers di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, pada Kamis (17/11) siang menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Ini tercatat sebagai kunjungan pertama Prabowo ke Istana yang berada di jantung Kota Jakarta tersebut.

Tiba di Ruang Kredensial Istana Merdeka sekitar pukul 14.00 WIB, mantan panglima Kostrad itu langsung disambut oleh Presiden Jokowi. Keduanya kemudian melakukan pertemuan tertutup sambil makan siang selama sekitar satu jam.

Usai pertemuan, Jokowi dan Prabowo menemui media untuk memberikan keterangan pers di teras belakang Istana Merdeka. Presiden mengawali pernyataannya dengan mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga tradisi silaturahim di antara mereka berdua. "Saya berharap budaya seperti ini juga sampai ke tengah, sampai ke bawah," kata Jokowi.

Selama pertemuan, menurut Jokowi, ia dan mantan rivalnya saat Pilpres lalu itu membahas mengenai nilai-nilai keindonesiaan. Mereka berdua sepakat untuk bersama-sama menjaga Indonesia yang majemuk agar bangsa tidak terpecah-belah.

Adapun Prabowo menyebut kedatangannya ke Istana merupakan kunjungan balasan. Sebelumnya, pada 31 Oktober lalu, Jokowi yang menyambangi Prabowo di kediaman pribadinya di Bogor, Jawa Barat. Kunjungan tersebut dilakukan jelang aksi massa 4 Oktober lalu. "Kalau kemarin kita makan nasi goreng, di sini makan ikan bakar," ujar Prabowo, sambil tertawa.

Ia kemudian menyampaikan pandangan yang sama mengenai pentingnya menjaga persatuan bangsa. Prabowo mengatakan, meski berada di pihak oposisi, ia memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga agar bangsa Indonesia tak terpecah belah.

"Masalah perbedaan politik itu hal yang biasa. Tidak boleh menjadi masalah perpecahan yang berkelanjutan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement