Senin 14 Nov 2016 15:35 WIB

PDIP Bantah Berikan Pembelaan Petani Cina yang Ditangkap

Rep: Santi Sopia/ Red: Bilal Ramadhan
Tenaga Kerja Cina (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Tenaga Kerja Cina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Ketua Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Bogor, Halim Yohanes membantah memberi pembelaan khusus terhadap empat imigran Cina yang diamankan Imigrasi Kota Bogor, pekan lalu. Beberapa hari terakhir, Halim sempat terlihat mondar mandir keluar masuk kantor imigrasi.

Kunjungan Halim, termasuk berniat meluruskan masalah dan diketahui sempat membawa dua paspor milik imigran yang diamankan. "Saya enggak membela secara khusus. Kalau memang terbukti salah silakan diproses secara hukum," kata Halim, Senin (14/11).

Menurut Halim, dua dari empat WNA asal Cina itu tidak bersalah. Xue Qingjiang (51) dan Yu Wai Man (37) yang sebelumnya diamankan tanpa dokumen dan paspor datang ke Indonesia dengan membeli tiket pesawat pulang pergi.

Sedangkan dua WNA lainnya, Gu Zhaojun (52) dan Gao Huaqiang (53) disayangkan Halim melalaikan pengurusan surat. Menurut Halim, kesalahan dua imigran ini juga dinilai tidak terlalu berat.

"Bukan imigran gelap karena mereka semua punya paspor. Tapi yang dua, bener-bener wisata. Dua orang beli tiket tanggal 27 oktober untuk pergi ke Indonesia tanggal 30 (Oktober) dan pulangnya tanggal 15 November. Jadi benar dua ini hanya turis, jadi ya tinggal pulangkan saja," katanya.

Halim menambahkan, ia berbicara sesuai kapasitasnya sebagai anggota dewan yang membidangi ekonomi. Karenanya politikus PDIP ini mengaku tertarik dengan kasus penangkapan tersebut, bukan bermaksud membela para imigran itu.

Menurut Halim, datangnya investor pada lahan pertanian justru patut didukung. Inilah salah satu faktor kuat yang mendorong Halim bicara. Halim mengaku tidak mengenal keempat WN Cina yang diamankan karena diduga menyalahgunakan izin tinggal. "Enggak kenal empat orang itu, kalau teman di luar mereka memang ada yang saya kenal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement