REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani menilai aksi manuver yang bakal dilakukan oleh PPP kubu Djan Faridz dengan mengevaluasi dukungannya terhadap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akibat gagalnya barter politik.
Menurutnya kubu Djan Faridz berharap usai memberikan dukungan kepada Ahli, mereka mendapat dukungan pemerintah dan diberi Surat Keputusan (SK) kepengurusan dari Kementerian Hukum dan HAM.
Namun hingga saat ini, barter yang diinginkan oleh PPP kubu Djan Faridz belum menemui hasil, bahkan cenderung diacuhkan oleh pemerintah. Sehingga hal itu membuat mereka bakal mengevaluasi dukungannya terhadap calon pejabat Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Itu bukan rahasia umum lagi, mereka mendukung Ahok kan ada maksudnya. Ketika barternya tidak berhasil ya mereka evaluasi dukungannya,” ungkap Arsul Sani, saat dihubungi melalui seluler, Senin (14/11).
Apalagi kata Arsul Sani, presiden Joko Widodo dan menteri dalam negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo mengunjungi acara yang digagas PPP pihaknya yaitu. Musyawarah Nasional Alim Ulama di Asrama Haji Pondok Gede, pada Ahad (13/11) kemarin.
Padahal sebelumnya Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna Laoly sempat akan mengkaji permintaan kubu Djan Faridz yang meminta agar SK PPP kubu Romi dianulir.
“Kita lihat alurnya dari awal mereka mendekati pemerintah dengan memberikan dukungan kepada Ahok dan menyurati Kemenkumham. Jadi dari awal memang dukungannya tak murni dan tulus,” tambah Arsul Sani.
Kemudian terkait kabar, PPP kubu Djan Faridz bakal membalikkan dukungannya untuk pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Menurut Arsul Sani itu tidak bisa mengubah memberikan dampak apapun.
Karena sudah dari awal seluruh akar rumput sudah komitmen mendukung Agus-Sylvi. Apalagi tidak ada satupun segmen internal di PPP yang mendukung keputusan DF tersebut.
Sementara beberapa orang yang selama ini menjadi pendukung utama Djan Faridz juga sudah tak satu suara, bahkan mereka mulai menentang Djan Faridz atas dukungannya terhadap Ahok. Sebagai contoh apa yang dilakukan oleh H. Lulung, Ky. Nur Iskandar SQ, Habil Marati, dan Mudrick Sangidu.
”Sebenarnya hal yang wajar kalau mereka mengevaluasi dukungannya kepada Ahok. Tapi itu tak berpengaruh apapun untuk kami,” ujar anggota Komisi III DPR RI itu.
Sebelumnya, PPP kubu Djan Faridz menyatakan akan mengevaluasi dukungannya kepada pasangan Ahok-Djarot setelah adanya demontrasi besar-besaran pada Jumat (4/11) lalu. Mereka beralasan dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, menjadi dasar mereka untuk mempetimbangkan dukungannya untuk pasangan nomor urut 2 itu.