Senin 14 Nov 2016 15:15 WIB

Pengamat: Kasus Ahok Lebih Terhormat Pakai Ulama Lokal daripada Mesir

Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil Ahok
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Bareskrim Polri akan mendatangkan saksi ahli langsung dari Mesir untuk memberikan keterangan terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Saksi ahli tersebut yakni ulama Al-Azhar, Syekh Amr Wardani yang akan didatangkan ke Jakarta.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan saksi ahli tersebut berkaitan dengan permintaan dari Ahok. Sehingga pihaknya juga mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Namun rencana pemanggilan saksi dari luar tersebut mendapat banyak cibiran. Pengamat politik Indra J Piliang menilai, melakukan penyelesaian dalam negeri yang bisa ditangani ulama-ulama RI sendiri jauh lebih terhormat, daripada mengundang ulama-ulama asal Mesir. 

"Kalo nggak ngerti agama, bilang nggak ngerti aja. Angkat tangan aja. Ngapain ulama-ulama asal Mesir diminta bikin fatwa di sini?," ujarnya. 

Cara kerja seperti inilah, kata Piliang, yang disebut Buya Syafii Maarif seperti politik belah bambu. Pendapat ulama RI, dibantah pakai ulama Mesir.

Menurutnya, menghadirkan ulama asal Mesir adalah cara internasionalisasi persoalan keagamaan yang ada di RI. Israel juga bakal masuk.

"Apa 'virus' konflik di negara-negara Afrika Utara mau dipindahkan ke RI, dengan membuka pintu bagi kehadiran fatwa ulama2 Mesir?," tanyanya. 

"Berapa byk konflik berbasis agama yg jg salah satunya muncul dari fatwa2 yg dibuat ulama2 asal Mesir. Apa mau dipindahkan?"

Baca juga, Kapolrsi: Saksi Ahli dari Mesir Permintaan Ahok.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement