Senin 14 Nov 2016 11:05 WIB

Jenderal Tito, Masihkah Ada Harapan Itu?

 Massa Umat Islam melakukan aksi damai di Jakarta, Jumat (4/11).
Foto:

Orang akan mengalami despair (penyesalan) ketika ia menelaah kembali (review) hidup mereka, lalu menemukan ada sesuatu yang bertentangan dengan hati nurani atau gagal memenuhi aspirasi dan berkontribusi terhadap kemaslahatan hidup orang banyak. Hal ini akan menimbulkan penyesalan luar biasa yang tidak akan pernah dapat dikembalikan atau pun dihilangkan.

Mengganti rasa penyesalan itu mungkin, tapi melupakannya sangat tidak mungkin. Lalu apa yang dimaksud dengan integrity (integritas)? Hal ini merujuk pada sebuah keadaan, di mana seseorang merasa bahagia disebabkan hidup yang telah dijalaninya penuh makna karena ia dapat berkontribusi terhadap kemaslahatan hidup banyak orang.

Erickson melanjutkan, jika seseorang masuk dalam kategori integritas maka ia akan lebih tenang menghadapi sisa hidup dan kematian di akhir hayatnya. Tak ada yang bisa lari dari kematian termasuk saya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, izinkan saya untuk berbagi tentang kebaikan dengan Bapak Jenderal Tito Karnavian yang terhormat. Hati nurani tak pernah salah dan hati nurani juga tak pernah bisa dibungkam.

Jutaan orang yang berdemo tak mungkin bersekongkol, lalu membiarkan tubuhnya dibungkus oleh terik matahari demi meneriakan sebuah kebohongan. Mereka berkumpul karena “magnet” Tuhan dan siapa pun tak akan bisa menolak tarikan kutub-Nya. Termasuk orang yang tidak menjalankan shalat sekali pun, ia ikut serta turun ke jalan bersama kami karena agamanya telah dihina-dinakan.

Sebagai seorang Muslim dan juga anak bangsa, mari bergabung bersama kami wahai Jenderal Tito. Iya, kami yang terluka dan telah terpanggang oleh mentari demi sebuah kitab suci Alquran yang mengajarkan cara hidup kepada kami. Semoga semuanya belum terlambat. Jika dalam sebuah film lawas terkenal di mana seorang pemeran antagonis mengatakan, “darah itu merah, Jenderal!”, tapi kali ini izinkan rakyat jelata, sepert isaya, yang kitab sucinya dihina, mengatakan “dada ini sesak, Jenderal!”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement