Jumat 11 Nov 2016 21:00 WIB

Energi dan Politisasi Alquran

KH Hasyim Muzadi
Foto:
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam/Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an Depok Jawa Barat, KH A Hasyim Muzadi mengugkapkan, di kalangan umat Islam di seluruh dunia ada tiga hal yang tidak boleh disinggung atau direndahkan, yakni Allah SWT, Rasulullah SAW, dan Kitab suci Alquran.

''Apabila salah satu, apalagi ketiganya disinggung dan direndahkan, maka dipastikan akan ada reaksi spontan dari umat Islam tanpa disuruh siapapun,'' ungkap KH A Hasyim Muzadi kepada Antara, Jumat (11/11).

Reaksi spontan itu, ungkap kiai Hasyim, akan segera meluas tanpa bisa dibatasi oleh semacam sekat-sekat organisasi, partai, dan birokrasi. ''Kekuatan energi tersebut akan bergerak cepat dengan sendirinya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu,'' jelas anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tersebut menjelaskan.

Fenomena demo yang terjadi pada 4 Nopember 2016, menurut mantan ketua umum PBNU itu, tentu secara lahiriah dipimpin oleh beberapa tokoh yang merasa terpanggil untuk membela kesucian kitabnya. Namun jumlah massa yang hadir membuktikan adanya kekuatan (energi spritiual) yang dahsyat dari pengaruh Alquran tersebut.

Para pemimpin yang melakukan demo atau mengumpulkan massa tanpa dorongan spiritualisme tidak mungkin dapat menggerakan umat yang berjumlah jutaan. Mereka berjalan dengan damai, tertib, dan siap untuk berkorban.

Karena itu, sesungguhnya tidak perlu dicari dalangnya, provokator, atau siapa yang membayar, karena provokator dan bayaran setingkat apapun tidak akan mampu menggalang kekuatan sedahsyat itu. Yang ada, mereka adalah menempel gelombang besar untuk kepentingannya, dan bukan kemampuan menciptakan gelombang itu sendiri.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement