REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dan peneliti senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro belum bisa menyimpulkan langkah Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) melakukan safari politik dan menemui berbagai organisasi masyarakat Islam beberapa hari terakhir mampu meredakan tuntutan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta (nonaktif) Basuki Tjahaja Purnama.
Menurut Siti Zuhri, sekecil apapun langkah yang dilakukan Jokowi untuk menyelesaikan kasus ini akan bagus dampaknya. ''Paling tidak sudah memberikan atensi. Tapi apakah bisa memberikan penyelesaian masalah? Itu masih tanda tanya karena belum bisa disimpulkan,'' ujar Siti Zuhro pada Republika, Kamis (10/11) malam.
Seharusnya, kata dia, presiden melibatkan pihak-pihak yang terlibat saat aksi 4 November 2016 dan mau menghadap ke Istana Presiden. Namun, ia mempertanyakan apakah pertemuan itu merepresentasikan yang melakukan aksi damai kemarin.
Siti Zuhri mengatakan, seharusnya pertemuan itu dilakukan secara dua arah karena begitulah demokrasi seharusnya berjalan. Mengenai langkah penegakan hukum, Siti justru mempertanyakan apakah ada titik temu antara apa yang dituntut oleh organisasi Islam dengan yang direspons oleh Joko Widodo.