REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hujan badai yang mengguyur Kabupaten Sleman menyebabkan longsor dan banjir di beberapa titik, Kamis (10/11). Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan mengemukakan, hingga sore ini diketahui terdapat empat titik longsor di kabupaten setempat.
Pertama, longsor terjadi di tebing Barat terminal Jombor. "Longsor di sana menyebabkan sebagian bangunan Angkringan Nderek Ngopi amblas ke bawah tebing," tutur Makwan. Adapun bangunan yang terbawa longsor terletak di Dusun Mraen RT4 RW10, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati.
Sedangkan titik longsor kedua adalah talud di jalan timur Jembatan Mriyan Kecamatan Seyegan. Titik longsor ketiga terjadi di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan. Longsoran di pinggir tebing Kali Kuning ini pun menutup saluran irigasi Sambisari. Sementara lokasi longsor keempat terjadi di Jembatan Kali Denggung. "Sayap Jembatan Denggung longsor akibat gerusan air dari luapan drainase," kata Makwan.
Sebagian badan jembatan terbelah, sehingga pohon-pohon di atasnya ikut amblas ke bawah tanah. Akibat kejadian tersebut, arus lalu lintas dari Jalan Magelang ke Kantor Pemkab Sleman via Jalan Samirin dan sebaliknya ditutup untuk sementara.
Selain itu, hujan badai menyebabkan banjir bandang di pemukiman warga, yakni di Jombor Kidul. Rumah-rumah di sana tergenang air akibat gorong-gorong tersumbat. Sehingga arus air hujan tidak bisa masuk ke Kali Buntung dan menggenang di pemukiman. Meski demikian, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa longsor dan banjir yang terjadi pada hari ini. "Mohon untuk dijadikan perhatian. Karena sekarang sedang puncak musim hujan," tutur Makwan.
Sebelumnya Pemkab Sleman telah menetapkan status siaga bencana untuk beberapa waktu mendatang.
Hal ini menyusul puncak musim hujan potensi bencana di Kabupaten Sleman semakin meningkat baik banjir bandang, banjir lahar dingin, longsor, angin puting beliung, sampai sambaran petir yang menyebabkan pohon tumbang. Oleh karena itu masyarakat diminta untuk tetap waspada.