Kamis 10 Nov 2016 17:26 WIB

Ya Allah...Pen Mencuat Keluar, Kaki Bocah Ini Membusuk

Rep: Christiyaningsih/ Red: Agus Yulianto
Setio Aldi (12) diduga menjadi korban malapraktik RSSA Kota Malang ketika operasi patah tulang. Kini kakinya membusuk dan pen-pen di kakinya mencuat keluar.
Foto: Christiyaningsih/Republika
Setio Aldi (12) diduga menjadi korban malapraktik RSSA Kota Malang ketika operasi patah tulang. Kini kakinya membusuk dan pen-pen di kakinya mencuat keluar.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seorang anak bernama Setio Aldi diduga menjadi korban malapraktik RSUD Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Bocah berusia 12 tahun ini menjalani dua kali operasi akibat patah tulang akibat kakinya tertimpa motor. Namun usai dioperasi, kakinya justru membusuk dan menyebabkan pen-pen yang dipasang mencuat keluar dari kakinya.

Awal kejadian bermula pada 10 Juni lalu ketika Setio duduk di atas motor. Ketika bercanda dengan teman-temannya, dia jatuh dan motor tersebut menimpa kaki kirinya. Orang tuanya lalu membawa ke RSU Gadang, namun karena peralatan tidak memadai Setio dirujuk ke RSSA. "Malam itu juga langsung dioperasi karena hasil rontgen menunjukkan tulang di bawah lututnya patah," tutur Slamet, ayah Setio, saat ditemui di rumahnya pada Kamis (10/11).

Pada operasi pertama ini, dokter memasang pen di kaki Setio. Namun, pascaoperasi, kakinya justru mati rasa dan tidak bisa digerakkan. Empat hari kemudian, telapak kakinya mulai menghitam. Dokter kemudian menerangkan bahwa pembuluh di atas lutut Setio putus dan harus disambung.

Sepekan setelah operasi pertama, siswa MI Miftahul Ulum tersebut kembali dioperasi untuk menyambung pembuluh darahnya yang putus. Namun sepulang dari RSSA kondisi kakinya tidak membaik.

Padahal, pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service ini sudah menghabiskan dana Rp 40 juta untuk mengobati puteranya. "Setiap kontrol, dokter mengatakan kaki anak saya harus diamputasi, tapi dia tidak mau," kata Slamet sambil sesekali mengusap air mata.

Slamet menerangkan, ia sudah mengadukan masalah tersebut kepada Ketua Komisi D DPRD Kota Malang Imam Fauzi. "Kami diminta untuk membuat laporan resmi bagaimana kronologisnya," kata pria 42 tahun itu.

Sejak kejadian itu hingga hari ini, Setio praktis tak pernah masuk sekolah karena tak bisa berjalan. Sehari-hari, dia hanya duduk di rumah dan segala aktivitasnya harus dibantu orang lain.

Keadaan kakinya pun semakin mengundang iba lantaran daging dan kulit kakinya sudah habis karena membusuk. Kaki kiri Setio kini hanya menyisakan tulang dan kulit telapak kaki kirinya menghitam. Bahkan beberapa tangkai pen sepanjang 30 sentimeter mencuat dari kakinya. "Dokternya jahat," ujar bocah itu polos.

Kepala Sub Bagian Hukum, Humas,dan Pemasaran RSSA Titiek Intiyas mengatakan, belum ada laporan resmi mengenai kasus yang dialami Setio Aldi. "Biasanya kalau sudah boleh pulang artinya kondisinya sudah baik, nanti kalau akan kami telusuri rekam medis jika sudah ada pengaduan resmi," kata Titiek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement