REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banjir di Kota Bandung bisa terus terjadi. Penyebabnya, karena lokasinya berada di Cekungan Bandung.
Menurut Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jabar, Anang Sudarna, untuk mengurangi debit air run off (limpasan air), maka ruang terbuka hijau (RTH) harus diperbanyak. Saat ini, luasan RTH di Kota Bandung Baru 12 persen. Padahal, tuntutan undang-undang minimal harus 20 persen.
"Kami mendorong Pemkot Bandung, untuk memperbanyak RTH," ujar Anang pada acara Diskusi soal Lingkungan di Kota Bandung, Kamis (10/11).
Dikatakan Anang, wali kota Bandung sudah menargetkan setiap tahun akan menambah RTH 2 persen. Jadi, di akhir pemerintahannya, luas RTH bisa mencapai lebih dari 20 persen. Hal itu, sudah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan payung hukum Perda. "Perda harus itu harus dilaksanakan," katanya.
Anang menyarankan, pada Kepala BPHL Kota Bandung untuk meminta anggaran penambahan luas RTH tersebut ke sekda sehingga bisa dialokasikan. "Ini, perintah Perda, jadi harus dijalankan," katanya.
Dikatakan Anang, kalau Pemkot Bandung akan menambah RTH, memang akan sulit mencari lahan di tengah kota. Karena itu, sebaiknya mencari lahan di daerah pinggiran yang lahannya masih murah. Misalnya, untuk mengatasi banjir di Gedebage, Pemkot Bandung bisa membeli lahan di Manglayang, Cibiru, Cileunyi. "Nantinya, kalau ada RTH di kawasan itu, bisa melindungi daerah di bawahnya," katanya.
Menurut Anang, Pemkot Bandung pun harus memperbanyak sumur resapan disetiap rumah. Yakni, baik untuk pembangunan baru maupun lama. Masyarakat, harus banyak membuat sumur resapan. Biaya yang dikeluarkan, sebesar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per unit sumur resapan.
Saat ditanya tentang efektivitas tol air, Anang mengatakan, untuk mengetahui hal itu, maka harus berhitung volume air yang datang dari curah hujan. Karena, kalau kapasitas tol air yang ada tak sebanding dengan volume air hujan maka, tak akan efektif.
Kapasitas tol air, kata dia, sekitar 200 liter per detik. Sementara, curah hujan kapasitasnya 20 mili meter perjam bahkan sampai 50 mili meter perjam. "Kalau curah hujannya lebih banyak jelas tol air tak akan mampu menampung, nggak ada artinya," katanya.