Rabu 09 Nov 2016 14:28 WIB

Polda Metro Tolak Laporan Ormas Solmet Terhadap Fahri Hamzah

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
 Tokoh Politik Fahri Hamzah
Foto: MGROL75
Tokoh Politik Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekelompok orang yang mengatasnamakan Solidaritas Merah Putih (Solmet) melaporkan Fahri Hamzah ke Polda Metro Jaya, Rabu (9/11). Mereka melaporkan berkaitan dengan orasi Fahri Hamzah pada aksi damai 4 November lalu yang dinilai melakukan penghasutan upaya makar terhadap Presiden Joko Widodo.

Namun, laporan sekelompok orang tersebut ditolak lantaran tidak memenuhi alat bukti. Kendati demikian, salah satu kuasa hukum Solmet, Leonardo Woi mengatakan bahwa pihaknya masih akan melengkapi lagi alat bukti yang dinilai kurang oleh polisi tersebut.

"Berkasnya untuk melaporkan saudara F kami siapkan dulu pelengkapan berkas-berkas untuk laporan. Suruh lengkapi aja dulu berkas-berkasnya, nanti kita siapkan kita akan bikin laporan, kita akan lengkapi dulu," ujar Leonardo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (9/11).

Menurut Leonardo, setelah alat-alat bukti lengkap pihaknya akan melaporkan kembali dalam waktu dekat ini. Leonardo mengatakan, dalam orasinya Fahri Hamzah telah menghina presiden dan  memfitnah Presiden Jokowi dengan mengatakan bahwa presiden telah berkali-kali melanggar hukum dan menginjak-injak simbol agama Islam.

"Akses dari orasi beliau itu mengakibatkan masa emosi dan diduga melakukan tindakan anarkis membakar mobil polisi sampai akhirnya berlanjut ke Penjaringan," katanya.

Leonardo pun menyayangkan pernyataan dari wakil ketua DPR RI tersebut. "Kami selalu Solidaritas merah putih sangat menyayangkan tindakan beliau sehingga kami melaporkan beliau atas dugaan penghasutan untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah," ucapnya.

Sementara, Ketua Solmet Sylver Matutina mengaku telah membawa transkip dan rekaman video. Tidak hanya itu, menurut dia, bukti-bukti dalam orasi Fahri Hamzah tersebut juga ada di dua stasiun televisi, yaitu Berita Satu dan Metro TV.

"Itu intinya ada 4 poin yaitu pertama beliau mengatakan 'Mari kita menjatuhkan pemerintahan'. Dalam orasi beliau akhirnya ada sambungan dari massa yang hadir pada saat itu berteriak jatuhkan menjatuhkan pemerintah yang sah maka itu kami ambil poinnya penghasutan," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement