REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penangkapan terhadap beberapa kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dilakukan Polda Metro Jaya dikecam aliansi mahasiswa dan pemuda. Pasalnya, penangkapan yang dilakukan tengah malam itu sama saja membungkam suara mahasiswa.
Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia, Anhar Tanjung mengatakan, penangkapan itu telah menciderai kebebasan mahasiswa dalam berpendapat di muka umum.
"Itu cara mereka (pemerintah dan polisi) membungkam terhadap gerakan mahasiswa. Kami sesama mahasiswa tak menginginkan itu terjadi, sebab kebebasan mahasiswa menjadi dipereteli," ujar Tanjung saat dihubungi, Selasa (8/11).
Menanggapi penangkapan itu, kata dia, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia akan menggelar koordinasi dengan HMI dan elemen mahasiswa lainnya. "Kami mengecam itu, saat ini kami lakukan koordinasi internal dahulu," ucap dia .
Diketahui, Aliansi Mahasiswa dan Pemuda sendiri tadinya berencana menggelar aksi di depan gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/11). Demo tersebut dilakukan untuk menolak kedatangan Presiden Joko Widodo untuk bertemu dengan tokoh Muhammadiyah.
Mereka akan menyampaikan orasi terkait aksi damai 4 November, serta terkait penangkapan yang dilakukan polisi terhadap kader HMI. Namun, aksi tersebut terpaksa dibatalkan lantaran mengantisipasi terjadinya kesalahpaman antar massa aliansi.
"Aksinya batal karena saya saja baru ditunjuk pukul 23.00 WIB semalam, dan ternyata belum ada koordinasi antara kami, HMI, GPII, IMM, dan Angkatan Muda Muhammadiyah sehingga untuk mengantisipasi agar tidak bentrok sesama satu perjuangan dibatalkan aksinya," jelas Tanjung.