Senin 07 Nov 2016 21:30 WIB

Pemerintah Ingin Sejarah Jadi Landasan Pendidikan Karakter

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Menko PMK Puan Maharani
Foto: istimewa
Menko PMK Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI) menggelar Konferensi Nasional Sejarah (KNS) X. Konferensi yang digelar setiap lima tahun sekali ini mengambil tema, 'Budaya Bahari dan Dinamika Kehidupan Bangsa dalan Perspektif Sejarah'.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Menko PMK), Puan Maharani menuturkan, pendidikan karakter sangat penting bagi anak bangsa. Hal tersebut sesuai pernyataan Soekarno (Bung Karno), "jangan sekali-kali melupakan sejarah."

"Jadi kalau hubungannya dengan pendidikan karakter dan revolusi mental, bagaimana anak-anak muda ini mengikuti arus globalisasi moderen yang akan datang, tapi tetap saja mereka harus tahu dari mana mereka berasal," kata dia dalam KSN X di Jakarta, Senin (7/11).

Puan, meyakini pelajar yang bisa menghargai budaya dan sejarahnya, mampu berkompetisi dan berkompetisi di luar Indonesia.

Ia berharap, anak-anak Indonesia tidak menjadi generasi yang tetlena dengan 'romantisme' sejarah bangsa Indonesia sebagai kenangan lama. Sebab, ia menuturkan, hal itu tidak akan mengubah daya saing dengan bangsa lainnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meyakini, sejarah merupakan hal yang akan mudah dihayati oleh anak-anak. Banyak metode yang dapat digunakan untuk menghayati sejarah, khususnya dalam mewujudkan pendidikan karakter.

"Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya dengan //role playing// atau bermain peran tentang berapa episode sejarah, bisa dipanggungkan oleh anak-anak di bawah bimbingan guru," ujar Muhadjir.

Kemudian, ia melanjutkan, guru bertugas menjelaskan tentang nilai-nilai apa yang ada di balik sejarah tersebut. Ia menyebut, penerapan pemahaman sejarah menggunakan metode bermain peran sudah mulai diterapkan.

"Sekarang kan sudah mulai ada sekolah-sekolah yang diujicobakan. Nanti tidak ada pemisahan antara intrakurikuler dan ekstrakurikuler semua penting," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement