REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Satu keluarga berhasil selamat ketika rumah mereka di Kampung Cangklek, Desa Wangunjaya, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jabar, dihantam longsoran tebing penahan tanah setinggi 9 meter.
Hujan yang turun deras sejak siang hingga malam membuat tebing penahan tanah yang terpisah jarak beberapa puluh sentimeter dari rumah milik Herman Sugianto (50) yang dihuni lima orang anggota keluarganya, ambruk menghantam bagian belakang rumah hingga sebagian besar bagunan rumah tertimbun.
"Saat pergerakan tanah tebing terjadi, kami sempat mendengar suara dentuman keras dan melihat tanah dibagian atas tebing berjatuhan," katanya, pada wartawan, Jumat (4/11).
Mendapati hal tersebut, lanjut dia, dirinya menyuruh anak dan istri untuk mengungsi ke rumah tetangga untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Selang beberapa saat keluar dari rumah untuk mengungsi, kembali terdengar dentuman yang cukup keras disertai ambruknya tebing setinggi 9 meter di bagian belakang rumah.
Saat bersamaan pergerakan tanah mengakibatkan lantai rumah retak-retak termasuk dibagian dalam dan luar rumah. Akibatnya, ungkap dia, bagian belakang rumah rusak berat termasuk sebagian besar lantai rumah. Bahkan pihaknya terpaksa mengungsi ke rumah tentangga karena takut longsor kembali terjadi, akan menyeret rumahnya ke dalam sungai Cangkel yang hanya terpisah beberapa meter dibagian bawah.
"Saat ini kami mengungsi ke rumah tetangga karena takut longsor susulan bisa kapan saja terjadi karena hingga saat ini curah hujan yang masih tinggi. Rencana kami akan pindah sementara ke rumah keluarga di desa sebelah," katanya.
Camat Campaka M fatah Rizal, saat mengunjungi lokasi, mengatakan, pihaknya telah meminta pemilik rumah mengungsi untuk sementara karena kondisi rumah rawan ambruk ketika longsor susulan terjadi.
Untuk menghindari korban jiwa pihaknya telah memasang papan larangan bagi warga untuk melakukan aktifitas di sekitar lokasi. "Kami sarankan pihak keluarga untuk mengungsi sementara waktu karena lokasi rumah rawan dihantam longsor susulan karena curah hujan yang turun masih tinggi terutama sore menjelang malam," ucapnya.
Apalagi, lanjut dia, ditambah air sungai dibagian bawah perkampungan sedang tinggi-tinginya, ditakutkan akan menyebabkan pergerakan tanah dibagian atas dan bawah perkampungan.