REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane mengingatkan agar Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) bisa menjaga mulutnya sehingga tidak muncul kekacauan dan kegaduhan publik.
IPW berharap, aksi damai 4 November nanti menjadi pelajaran semua pihak bahwa ancaman dan gangguan keamanan sangat rentan terjadi di Tanah Air.
"Para elite pemerintah dan elit keamanan jangan hanya mengimbau massa demo agar menjaga sikap dalam melakukan aksinya 4 November besok. Tapi para elit itu harus juga mau mendesak agar Ahok bisa menjaga mulutnya," ujar Neta, Kamis (3/11).
Ia juga meminta agar Ahok benar-benar instrospeksi karena banyak ucapannya yang telah menimbulkan kontroversi. "Harusnya Ahok segera introspeksi. Kasus ini patut menjadi pelajaran baginya untuk menjaga sikap dan menjaga mulutnya agar tidak sembarangan berkata kata. Sebab mulutmu harimaumu sudah menjadi tragedi, apalagi kemarin saat kampanye di Rawabelong, Ahok terpaksa diungiskan aparat dengan angkot karena kehadirannya ditolak warga. Artinya, Ahok sudah harus menyadari bahwa "mulutnya" sudah membuat repot aparat keamanan. Untuk itu elit jangan terlalu pasang badan buat Ahok, terutama jika Ahok tidak bisa menjaga mulutnya," tutur Neta.
Selain itu, Polri juga harus bersikap profesional dan proporsional. Polri tidak perlu lebay dalam membawa atribut keagamaan tertentu. Sebab yang akan ikut aksi damai nanti tidak hanya ormas Islam tapi sejumlah ormas non-Islam juga ikut turut ke jalan.
"Bayangkan apa jadinya jika polisi bersorban bentrok dengan massa non-Islam. Sikap lebay anggota Polri di lapangan hanya akan memancing dan memprovokasi situasi kian panas," ucapnya.