Rabu 02 Nov 2016 23:16 WIB

Menko PMK: Dengan Kebudayaan Indonesia Perkuat Persahabatan

Menko PMK, Puan Maharani
Foto: istimewa
Menko PMK, Puan Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagelaran ballet karya agung yang berjudul “Raise the Red Lantern” oleh National Ballet of China di Indonesia menjadi sarana emas bagi Indonesia dan Cina untuk mempererat hubungan diplomatik kedua negara. Apalagi kesenian ballet karya agung sudah sangat tersohor dan telah dipentaskan lebih dari 400 kali dan mendapat sambutan baik di negara-negara yang dikunjungi.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani sendiri menghadiri pageralar ballet karya agung mewakili Presiden Joko Widodo yang diundang secara khusus oleh Kedutaan Besar Ciina untuk Indonesia, Xie Feng.

Puan mengatakan, setiap negara memiliki beraneka ragam seni dan budaya yang merupakan ekspresi estetis dan filosofis yang membangun identitas dan karakter suatu bangsa. Kekayaan budaya ini sangat bermanfaat dalam membangun ”persahabatan melalui kebudayaan” antar bangsa di dunia.

"Suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi bangsa Indonesia mendapat kesempatan melihat pergelaran ballet karya agung “Raise the Red Lantern” oleh National Ballet of Cina. Diplomasi kebudayaan yang penuh damai antar negara seperti halnya melalui pagelaran ballet ini dapat membawa dampak positif untuk perdamaian dunia yang kita idamkan bersama," ujar Menko Puan.

Selain Menko PMK, turut hadir dalam acara ini, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Lebih jauh Menko PMK menjelaskan, hubungan baik Indonesia dan Cina memiliki sejarah yang sangat panjang. Bahkan hubungan persahabatan itu sudah terjadi jauh sebelum kedua negara meraih kemerdekaannya. Kapal-kapal Cina, Indonesia, maupun bangsa lain telah melayari jalur perdagangan di dunia yang dikenal sebagai ”Jalur Sutra Laut” selama ribuan tahun yang lalu.

"Meskipun pelayaran tersebut utamanya dalam rangka perdagangan, namun interaksi dari kegiatannya telah membawa pengaruh budaya yang timbal-balik antar negara khususnya antara Cina dan Indonesia," imbuhnya.

Sejarah mencatat, hubungan antara kedua negara sangat berkontribusi atas suksesnya pelaksanaan Konferensi Asia Afrika I pada 18 April 1955 di Indonesia, yakni melalui peran kunci Perdana Menteri Republik Rakyat Cina, Zhou Enlai dan Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Kedua tokoh tersebut selama masa hidupnya menunjukkan keteladanan sikap yang saling menghargai dalam perbedaan dan sikap penuh komitmen atas apa yang diucapkan dan ditetapkan.

"Keduanya bahu membahu dalam mewujudkan kesetiakawanan negara-negara Asia-Afrika yang baru merdeka dan dalam membangun hubungan antar negara-negara di dunia yang adil dan sederajat," imbuh Puan.

Hubungan persahabatan Indonesaia dan Cina terus terbina dengan baik hingga saat ini. Hubungan baik itu dibuktikan dengan semakin meningkatnya kerjasama, terutama dalam bidang investasi, perdagangan, dan kegiatan kunjungan wisata.

"Salah satu hubungan diplomatik yang baik antara Indonesia dan China itu dibuktikan juga dengan kebudayaan yang penuh damai antar negara, seperti halnya melalui pagelaran ballet saat ini," lanjutnya.

Karena itu pula, Menteri Puan menyampaikan apresiasi kepada rakyat dan Pemerintah Republik Rakyat Cina, khususnya Duta Besar Republik Rakyat Cina, Bapak Xie Feng, atas inisiatif menggelar Acara Pagelaran Ballet “Raise the Red Lantern” oleh National Ballet Cina.

"Kami yakin bahwa pergelaran ballet ini yang merupakan perpaduan gerakan, nada dan ekspresi seni tari tradisional dan modern ini sangat menghibur kita semua yang ada di sini. Semoga ke depan kerjasama antara Pemerintah Republik Rakyat Cina dan Republik Indonesia bersama negara-negara sahabat lainnya semakin baik dan bermakna dalam rangka memelihara ketertiban dan perdamaian dunia yang abadi," pungkas Menteri Puan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement