REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Hujan deras yang terjadi di beberapa lokasi wilayah Kabupaten Banyumas, Rabu (2/11), menyebabkan terjadi bencana tanah longsor dan tanah bergerak di sejumlah lokasi. Seperti dilaporkan Taruna Siaga Benacana (Tagana) Kabupaten Banyumas, bencana tanah bergerak terjadi di Desa Watuagung Kecamatan Tambak, sedangkan bencana longsor terjadi di wilayah Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng.
Koordiantor Tagana Banyumas, Adi Candra, bencana tanah bergerak di Desa Melung terjadi sekitar pukul 05.00 di Grumbul Siwukan Rt 07/10. ''Bencana ini menyebabkan bangunan rumah milik Parni (51) retak dan ambles,'' jelasnya.
Meski bencana itu hanya menyebabkan satu bangunan rumah warga mengalami kerusakan, namun Adi menyebutkan sejumlah rumah warga lainnya dikhawatirkan akan ikut terdampak bila kondisi tanah bergerak kembali terjadi. "Saat ini, pergerakan tanah tersebut menyebabkan adanya retakan tanah sepanjang sekitar 100 meter, lebar 48 cm dan kedalaman 4 meter. Lokasinya di wilayah perkebunan warga," jelasnya.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan pemerintah desa setempat, sedikitnya ada lima rumah warga yang terancam mengalami kerusakan jika bencana tersebut terus terjadi. Antara lain rumah Supono yang dihuni 5 anggota keluarga, Saimun yang dihuni 5 anggota keluarga, Arjo Suwito dengan 4 anggota keluarga, Misno dengan 3 anggota keluarga, dan Mirto dengan 8 anggota keluarga.
Adi menyebutka, saat ini pihak Muspika beserta tim relawan yang dipimpin oleh Komandan Korasmil Tambak Kapten Inf Muklis telah berada di lokasi untuk membantu warga. "Untuk menghindari jatuhnya korban, kami menghimbau warga untuk lebih waspada terhadap kemungkinan berlanjutnya bencana tanah bergerak tersebut," jelasnya.
Sementara untuk bencana longsor, Adi menyebutkan, terjadi pada Selasa (1/11) sekitar pukul 20.30. Tanah longsor yang berada di tebing depan rumah Kepala Desa, Khoerudin. Bencana ini, dikhawatirkan akan merusak 2 rumah, karena selain rumah Kades yang berada di depan tebing, di sekitar tebung tersebut juga ada satu rumah warga yang ditinggali keluarga Sutarto.
"Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak pemerintah desa, relawan dan BPBD sudah membuat saluran pembuangan air sementara agar struktur tanah tidak semakin gembur pada saat terjadi hujan. Selain itu, kita juga sudah memasang tanggul darurat penahan longsor," katanya.