REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengundang sejumlah ulama dari berbagai organisasi dan lembaga keislaman ke Istana Merdeka, Selasa (1/11). Ada sekitar 20 ulama yang diundang, antara lain Kiyai Said Aqil Siradj, Kiyai Ma'ruf Amin, dan Kiyai Haedar Nashir.
Saat membuka pertemuan, Presiden Joko Widodo menyebut peran ulama di masyarakat yang menurutnya amat berpengaruh dalam menjaga keutuhan umat. Presiden meminta agar ulama meningkatkan peran tersebut demi terciptanya suasana yang damai di Indonesia.
"Nasihat yang menyejukkan dan membawa pesan perdamaian sangat dinanti dari para ulama," kata Presiden. Ia didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan HAM Wiranto serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan upaya yang tengah dilakukan pemerintah dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Ia mengajak para ulama untuk bersama-sama dengan pemerintah menjaga kerukunan tersebut.
"Kami berharap bahwa ulama juga berani mengambil sikap tegas bahwa antara Islam dan keindonesiaan bukan harus dipertentangkan, tetapi marilah kita bersama-sama kita jaga, kita pelihara, kita perjuangan keindonesiaan kita," kata Presiden lagi.