Senin 31 Oct 2016 14:48 WIB

Kesadaran KB Masyarakat Sleman Meningkat

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang ibu memperlihat kartu peserta Keluarga Berencana (KB)
Foto: Antara
Seorang ibu memperlihat kartu peserta Keluarga Berencana (KB)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Selama dua tahun terakhir laju pertumbuhan penduduk di Sleman relatif rendah, yakni hanya 1,21 persen. Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menyampaikan, kondisi tersebut menunjukkan kesadaran keluarga berencana (KB) di tengah-tengah masyarakat semakin meningkat.

Menurutnya, pada 2015 rata-rata jumlah jiwa dalam setiap keluarga hanya 3,05 orang. Sementara prevalensi KB pun cukup tinggi jika dibandingkan daerah lain, yakni mncapai 79 persen.  "Pada akhir 2015 jumlah peserta KB aktif sebanyak 126.127 orang dengan jumlah peserta baru hingga Agustus 2016 sebanyak 7.560 orang," tutur Muslimatun pada Pencanangan Kegiatan PKK-KBKES di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Senin (31/10).

Adapun jumlah pasangan usia subur (PUS) saat ini mencapai 159.366. Sedangkan jumlah peserta KB baru pria hingga Agustus 2016 sebanyak 143 orang. Untuk peserta KB baru wanita hingga periode yang sama sebanyak 7.417 orang.

Meski demikian Muslimatun menyampaikan, jumlah penduduk Sleman akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu pemerintah setempat harus bekerja keras dalam mengendalikan jumlah penduduk. 

Perempuan yang juga merupakan bidan senior itu mengemukakan, Pemkab Sleman terus berupaya meningkatkan kualitas keluarga di daerah setempat. Di antaranya melalui keterpaduan kebijakan dan pelaksanaan program dalam berbagai bidang.  

"Meskipun angka kematian bayi dan ibu, serta derajat kesehatan masyarakat sudah cukup baik, kita masih perlu usaha keras untuk memberikan pemahaman bahwa kaum ibu, baik yang tergabung dalam PKK maupun tidak memiliki peran yang cukup dominan dalam peningkatan kualitas keluarga," kata Muslimatun.

Sementara itu Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo menekankan kesatuan gerak PKK KB KES dimulai dari adanya ketahanan keluarga. Hal tersebut dapat dicapai dari tingkat keluarga kecil, yakni ibu, ayah dan anak. "Kita juga wajib menyampaikan pesan untuk mengurangi angka kematian anak dan ibu melahirkan. Sehingga harapannya anak yang lahir di Sleman dapat sehat begitu pula ibu yang melahirkannya," kata Kustini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement