REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta masyarakat agar tidak mudah terprovokasi terkait rencana unjuk rasa ormas keagamaan di wilayah Jakarta pada 4 Nopember 2016. Terlebih, menurutnya, pada situasi saat ini jelang pelaksanaan Pilkada 2017 yang rentan ditunggangi kepentingan politik sejumlah pihak.
"Jangan mudah terprovokasi, apalagi sampai melakukan kekerasan. Tolong jangan sampai anarkistis," kata Kapolri di sela-sela acara Kirab 190 Bendera Negara Peserta Sidang Umum Interpol, di Jakarta, Ahad (30/10).
Pihaknya sangat berharap para pendemo nantinya unjuk rasa dengan damai. "Kalau dilakukan dengan cara damai, tentu akan kami lindungi. Jangan sampai anarkistis, melakukan kekerasan. Maka kami akan melakukan langkah hukum," tegasnya.
Tito belum mengetahui secara pasti jumlah yang akan melakukan unjuk rasa pada 4 November. Kendati demikian, menurutnya aparat polisi telah siap mengamankan aksi tersebut.
Telah beredar isu unjuk rasa ormas Islam terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama akan digelar di sejumlah titik pada 4 November. Di Jakarta Pusat demo akan digelar di antaranya di Balai Kota, Istana Negara, Monumen Nasional dan beberapa daerah lain seperti Jakarta Timur, Jakarta Utara, Bekasi dan Tangerang.
Kapolri bersama jajaran pun telah mengadakan pertemuan tertutup di Polda Metro Jaya pada Sabtu (29/10) malam, guna membahas pengamanan rencana unjuk rasa di wilayah hukum Polda Metro Jaya tersebut. Dalam pertemuan tersebut, pihaknya juga membahas pengamanan Pilkada 2017 yang digelar secara serentak pada 101 daerah di Indonesia.