Kamis 27 Oct 2016 19:37 WIB

11 Penambang Emas Tertimbun Longsor Masih Belum Bisa Dievakuasi

Seorang pekerja beraktifitas penambangan emas secara tradisonal. ilustrasi
Foto: Antara
Seorang pekerja beraktifitas penambangan emas secara tradisonal. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Proses evakuasi terhadap 11 penambang emas ilegal yang tertimbun di dalam lubang galian di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, masih terkendala karena lubang tambang dipenuhi air.

"Airnya tidak kering-kering, evakuasi korban juga belum bisa dilakukan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Arief Munandar dihubungi dari Jambi, Kamis (27/10).

Dia mengatakan, tujuh unit mesin pompa air sudah dioperasikan untuk menyedot dan mengeringkan air bercampur lumpur di dalam lubang galian tersebut. Namun upaya itu belum membuahkan hasil sehingga korban belum berhasil dievakuasi.

Arief mengatakan, rencananya evakuasi dilakukan dengan mengunakan alat berat untuk membongkar lubang tersebut. "Rencananya besok didatangkan alat berat. Karena hingga hari ketiga korban juga belum berhasil dievakuasi," katanya.

Sementara itu, Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani mengatakan dalam penanggulangan saat ini pihak Kepolisian Jambi dan tim terpadu sedang berusaha melakukan evakuasi. "Sekarang Brimob, Pak Kapolres dan seluruh anggota Polres, TNI didukung juga oleh BNPB, lagi berkerja di sana melakukan upaya evakuasi. Prinsipnya Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) tidak boleh, tetapi kita sekarang pada tataran bagaimana mengevakuasi korban," kata Kapolda.

Sebelas penambang emas ilegal tersebut tertimbun di dalam lubang galian atau disebut lubang jarum dengan kedalaman mencapai 50 meter di bawah aliran sungai Batang Merangin, Senin (24/10). Tim SAR yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD serta warga sejak Senin hingga saat ini masih berupaya menyedot air di dalam lubang galian emas tersebut

Penambang emas ilegal atau biasa disebut Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) sebanyak sebelas orang itu melakukan penambangan dengan metode membuat lubang jarum sedalam antara 30-50 meter.

Diduga saat menggali pekerja menemukan lobang lama yang sudah berisi air dan saat itu juga terjadi hujan, sehingga air dan lumpur masuk ke lubang tambang mereka dan menyebabkan sebelas penambang terjebak di dalam lubang jarum tersebut dan diduga meninggal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement