REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berpamitan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjelang cuti kampanye Pilgub DKI 2017. Ahok pun menemui Wapres JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, pada sore ini.
Menurut dia, dalam pertemuan ini, JK memberikan sejumlah nasehat kepadanya. Salah satunya yakni agar ia dapat menjaga dan menghemat tutur kata.
"Permisi kan mau off sebentar, hampir tiga bulan, ya Wapres di Jakarta, kita gubernur ya. Nasihat itu mirip-mirip lah ya, jangan banyak ngomong lah," kata Ahok usai menemui Wapres JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (26/10).
Menurutnya, selama ini JK berperan dalam karier politiknya. Ahok mengatakan ia pernah bergabung dengan Partai Golkar saat masa kepemimpinan JK. Selain itu, JK juga pernah membantunya saat menjadi caleg dari Bangka Belitung.
"Kan dulu saya masuk Golkar masa beliau, masuk DPR RI sama beliau, banyak orang gak tau yang masukin saya jadi caleg dari Babel itu JK," ungkap Ahok yang mengenakan kemeja putih saat menemui JK.
Lebih lanjut, Ahok juga mengaku sebelumnya telah berpamitan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melaporkan sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikannya, seperti Asean Games, LRT, dan lain-lain.
Dalam pilkada DKI ini, Ahok harus cuti kampanye sebagai pejawat. Karena itu Mendagri Tjahjo Kumolo menunjuk Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Soni Sumarsono menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Ahok, ia dan Plt Sumarsono diagendakan untuk bertemu esok hari. "Nanti besok kami ketemu, kita kumpulkan SKPD dan lurah, bareng dengan Pak Sumarsono untuk saya kenallan," kata dia.
Sebelumnya, JK memang pernah mengingatkan agar para pemimpin daerah dapat menjaga toleransi antarmasyarakat dengan berhati-hati dalam tindakan dan perkataan. JK juga mengingatkan agar para pemimpin tak menyinggung SARA sehingga tidak membuat gaduh masyarakat.
Hal ini terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menyinggung surah Al Maidah ayat 51. "Jadi jangan memakai itu sebagai SARA, tapi jangan juga menjadi kata yang menyebabkan orang marah, dua-dua harus dijaga ini, tidak boleh karena SARA. Tapi jangan juga asal ngomong, asal tuduh, untuk supaya itu tenang, saya minta agar tenang semua orang, dua-dua harus jaga ini," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (21/10).
Menurut JK, pernyataan Ahok yang menyinggung surah Al Maidah ayat 51 tersebut telah memancing masalah SARA. Ia menilai, pernyataan Ahok yang menyebabkan mayoritas umat Islam tersinggung yakni karena menyebut kata bohong dalam surat Al Maidah. Jika Ahok tak menyebut kata tersebut, lanjut JK, maka tak akan memicu kemarahan umat Islam.