Selasa 25 Oct 2016 00:12 WIB

Waspada, Hujan Lebat Picu Potensi Bencana Banjir dan Longsor

Hujan lebat (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hujan lebat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan hujan lebat yang terjadi di sejumlah wilayah di Tanah Air akibat anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Selatan dan Jawa yang lebih tinggi.

"Anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera Selatan dan Jawa lebih tinggi dibandingkan Samudera Hindia sebelah timur Afrika yang dikenal dengan istilah Indian Ocean Dipole Mode (fenomena Dipole Mode Negative)," kata Kepala Bagian Humas BMKG, Harry T Djatmiko di Jakarta, Senin (25/10).

Anomali tersebut berimplikasi pada terdorongnya massa uap air menuju ke Indonesia bagian barat yang menjadi tambahan suplai uap air dalam pembentukan dan pertumbuhan awan hujan. Berdasarkan analisis BMKG, pada saat bersamaan juga suplai uap air yang direpresentasikan oleh kondisi suhu muka laut yang hangat/panas dengan anomali positif antara 0.5-2.0 derajat Celcius.

"Maka berpotensi pembentukan dan pertumbuhan awan hujan masih signifikan di sebagian besar perairan Indonesia, terutama di perairan sekitar Jawa hingga Nusa Tenggara, Sulawesi bagian selatan, perairan utara Maluku dan Papua," katanya.

Selain itu juga aliran massa udara basah yang dikenal dengan istilah Madden Jullian Oscillation/MJO yang berada di sekitar Samudera Hindia sebelah barat Sumatera dan maritim kontinen Indonesia diindikasikan memberikan kontribusi pada peningkatan curah hujan di Indonesia bagian barat dan tengah.

Adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera bagian selatan yang berimplikasi adanya daerah pertemuan, perlambatan dan belokan angin di sekitar wilayah Sumatera bagian selatan dan Jawa yang mengakibatkan kondisi atmosfer menjadi tidak stabil sehingga meningkatkan potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.

Selain itu, tingkat kandungan air di atmosfer terutama di Indonesia bagian barat dan tengah sangat basah yang direpresentasikan oleh kelembaban udara yang tinggi mengakibatkan kondisi atmosfer menjadi tidak stabil sehingga meningkatkan potensi hujan lebat.

Pada Senin siang sekitar daerah Pasteur Bandung, Jawa Barat, diguyur hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat hanya dalam kurun waktu antara 1-1,5 jam yang berdampak banjir beberapa wilayah di Bandung dengan ketinggian air bervariasi berkisar antara 1-1,6 meter.

BMKG memprediksi indikasi potensi curah hujan sampai akhir Oktober 2016 sebagian besar wilayah Indonesia mulai mengalami peningkatan. Untuk curah hujan menengah hingga tinggi berpotensi terutama di Aceh dan Sumatera Utara, Pesisir Barat Sumatera, Bengkulu bagian selatan.

Begitu juga di Jawa bagian Selatan dari Banten sampai Jawa Tengah, Jawa Barat bagian selatan, Kalimantan Barat bagian barat dan timur, Sulawesi bagian tengah, sebagian besar Papua.

"Dengan potensi curah hujan tinggi pada periode bulanan, maka indikasi potensi hujan lebat yang berskala harian dapat dimungkinkan akan meningkatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang dan jalan licin," kata Harry.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement